BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab ialah salah satu
bahasa-bahasa Semiet yaitu bahasa Arab kuno yang sudah termasyhur adanya yang
berada di jazirah ujung Asia barat. Bahasa Arab yang berasal dari keturunan Sam
bin Nuh yang bersumber di Ujung Asia Barat kemudian berkembang dan tersebar
luas ke seluruh penjuru bumi ini melalui dua fase : (1) tersebarnya bahasa Arab dengan
peperangan, kekerasan, pertengkaran, pembunuhan, perkosaan, (2) tersebarnya
bahasa Arab dengan lantaran agama, ilmu pengetahuan pendidikan, pengajaran,
moral, perdamaian, perekonomian, perdagangan. (Shadry: 1980:7)
Tujuan pengajaran bahasa Arab
menentukan approach, metode dan teknik pengajaran bahasa itu. Approach yang di
dalam bahasa Arab disebut المدخل adalah
seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar bahasa.
Metode (الطريقة) adalah rencana
menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak
ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan
atas approach yang telah dipilih. Teknik (الأسلوب) yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di
dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode. Dengan lain perkataan,
approach, metode dan teknik mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan
pengajaran bahasa. (Arsyad : 2002)
Oleh karena itu tujuan pengajaran suatu
bahasa haruslah dirumuskan sedemikian rupa agar arah yang akan dituju tepat
mengenai sasaran. Pengajaran bahasa Arab menurut Masri bertujuan : (a)
memberikan pengetahuan dan kemahiran berbahasa Arab kepada siswa sebagai salah
satu bahasa ilmu pengetahuan dan komunikasi (b) memberikan kemampuan berbahasa
Arab kepada siswa agar dapat berbicara, membaca, dan menulis (c) menyiapkan
siswa supaya memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Arab sebagai syarat
untuk melanjutkan studi ke dalam dan ke luar negeri yang menggunakan bahasa
Arab (d) menyiapkan siswa supaya mampu berbahasa Arab sebagai bekal untuk
bekerja pada bidang-bidang yang menggunakan bahasa Arab seperti informasi,
pariwisata, pelayanan jasa baik di dalam maupun di luar negeri terutama di
Timur Tengah (e) siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum
Islam.
Dalam mengajarkan bahasa Arab hendaknya
dimulai dengan percakapan, meskipun dengan kata-kata yang sederhana yang
telah dimengerti dan dipahami oleh anak didik. Selain itu diharapkan untuk
mengaktifkan semua panca indra anak didik, lidah harus dilatih dengan
percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca dan tangan terlatih
untuk menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang mengandung
pengertian dan bermakna.
Nilai pengajaran bahasa Arab merupakan
efek dari pengajaran bahasa terhadap manusia dan sejauh mana efek tersebut
berfungsi terhadap diri manusia. Secara garis besar nilai pengajaran bahasa itu
meliputi hal-hal sebagai berikut :
(1) Nilai Material. Dalam pengajaran bahasa diajarkan berbagai macam
ilmu pengetahuan mengenai seluk beluk bahasa, misalnya gramatika bahasa
(nahwu-sharaf), perbendaharaan bahasa/kata, pembentukan kata, perkembangan
bahasa, peribahasa, dan sebagainya.
(2) Nilai Formil (Pendidikan). Setiap guru yang mengajar tidak lepas
daripada penggunaan bahasa. Pengajaran tanpa menggunakan bahasa yang baik akan
menghasilkan pengetahuan yang tak karuan ujung pangkalnya. Dalam mengajar guru
hendaknya introspeksi terhadap bahasa yang dipergunakannya dalam menyampaikan
setiap bahan pelajaran kepada anak didiknya. Dengan mengajar guru melatih anak
didiknya dengan bahasa yang baik, benar, jelas dan terang. Guru berbuat,
bertindak dan berbicara (berbahasa) harus dapat menjadi suri tauladan dan
contoh yang baik bagi anak didiknya.
(3) Nilai Praktis. Ketrampilan dan kepandaian berbahasa pada
seseorang berarti sanggup mendengar, menangkap, menanggapi dan mengingat
sebaik-baiknya setiap apa yang didengar atau sesuatu yang dikatakan oleh orang
lain kepadanya. (Shadry : 1980 : 28)
Bahasa Arab dalam fase perkembangannya
telah dijadikan sebagai bahasa resmi dunia Internasional, maka tidak berlebihan
jika pengajaran bahasa Arab perlu mendapatkan penekanan dan perhatian seksama.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang
masih dianggap oleh sebagian siswa sebagai bahasa yang sukar bahkan
memandangnya sebagai momok, di sini peranan guru/pendidik sangat diperlukan.
Adapun penyebab gagalnya suatu
pengajaran bahasa asing terutama bahasa Arab menurut Prof. Dr. Azhar Arsyad
(2002 : 35) ialah : (*) anak didik tidak produktif (*) anak didik mempunyai
sifat ketergantungan (*) tidak ada komunikasi humanistik antara orang-orang
yang ada di dalam kelas (*) perhatian tidak terfokus, tidak terlibat secara
utuh (*) anak didik terlalu sering disuruh "Menghafal".
Bermula dari permasalahan di atas
itulah penulis bermaksud untuk membahas salah satu metode pengajaran bahasa
yang baik dan menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan memberi judul "Penerapan Metode
Muhadasah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Guna Peningkatan Keberhasilan Siswa
Kelas VII B MTs. Negeri Jabung Talun Blitar".
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah
yang telah penulis uraikan di atas maka permasalahan yang akan dibahas sebagai
berikut :
(1) Bagaimana guru menerapkan metode muhadasah terhadap siswa kelas
VII B dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs. Negeri Jabung Talun Blitar?
(2) Apakah penerapan metode muhadasah tersebut dapat meningkatkan
keberhasilan siswa kelas VII B MTs. Negeri Jabung Talun Blitar dalam
Pembelajaran Bahasa Arab?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
penulis paparkan, maka tujuan penelitian dalam Laporan Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah :
(1) Untuk mengetahui bagaimana guru menerapkan metode muhadasah
terhadap siswa kelas VII B dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Negeri
Jabung Talun Blitar.
(2) Untuk mengetahui apakah penerapan metode muhadasah tersebut
dapat meningkatkan keberhasilan siswa kelas VII B, MTs. Negeri Jabung
Talun Blitar.
dalam pembelajaran Bahasa Arab.
D. Manfaat Penelitian
Dengan terungkapnya beberapa masalah
tentang penerapan metode muhadasah ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat
bagi :
(1) Siswa
- Agar anak didik dapat melafadzkan kata-kata dan kalimat dalam
bahasa Arab dengan mahir dan benar.
- Melatih pengucapan anak didik untuk terampil berbahasa Arab.
- Melatih anak didik agar baik ucapannya dan melatih jiwa serta
mental yang disiplin.
- Melatih siswa agar terbiasa berbicara bahasa Arab di kelas.
(2) Guru.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bertanya di kelas
dengan bahasa Arab.
- Memberikan semangat/dorongan terhadap anak didik supaya memiliki
keberanian dalam berbicara bahasa Arab.
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
(3) Sekolah.
- Mengembangkan kemauan, minat, usaha, dan perhatian siswa melalui
berbagai acara yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Arab seperti
diadakannya lomba pidato bahasa Arab di sekolah maupun antar sekolah lain.
(4) Pengembang Kurikulum.
- Penerapan metode muhadasah pada siswa ini dapat dijadikan
sebagai bahan penelitian pendidikan dan sebagai pengalaman para pengajar bahasa
dalam menghadapi peserta didik yang sulit memperoleh bahasa Arab.
(5) Khasanah Ilmu.
- Sebagai eksperimen
lanjutan di kelas-kelas bahasa dalam rangka meningkatkan pemerolehan bahasa
Arab di Indonesia.
- Melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang pengajaran
bahasa Asing terutama bahasa Arab.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah mendalami
permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar,
kemudian membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di
bawah kebenaran). Inilah hipotesis.
Oleh karena itu dalam merumuskan
hipotesis peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji.
Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini. Peneliti
mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Terhadap hipotesis yang sudah
dirumuskan peneliti dapat bersikap :
- Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
- Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Persyaratan hipotesis menurut Suharsimi
Arikunto (1992 : 65) adalah sebagai berikut :
- Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
- Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variable.
- Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Hipotesis Alternatif :
Jika guru dapat menerapkan metode
muhadasah terhadap siswa kelas VII MTs. Negeri Jabung Talun Blitar maka
keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab akan meningka
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang teratur dan
sitematis untuk mencapai tujuan, cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan
interaksi belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Prof. Dr.
Winarno Surahmad (1986) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara, yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode yang
diterapkan, maka makin efektif pencapaian tujuan. Sedangkan untuk menetapkan
apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari
beberapa faktor yang di antaranya adalah tujuan yang akan dicapai dan yang
merupakan faktor utama.
Adapun yang dimaksud metode pengajaran
menurut Abu Bakar Muhammad (1981) adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh
guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu
kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Metode dalam pembelajaran banyak sekali
jenisnya, karena metode dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1) Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya
2) Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya
3) Situasi yang beragam keadaannya
4) Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya
5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda
Metode Pengajaran merupakan bagian dari
strategi pengajaran. Metode Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan
pertimbangan jenis strategi pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu
pula oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pengajaran
maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran
yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan
dioperasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa dengan
mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
Para pendidik (guru) harus memilih
metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif dari pada
metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh
guru itu benar-benar menjadi milik siswa.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara
yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat
metodenya diharapkan main efektif pula pencapaian tujuan tersebut.
Penggunaan metode yang tepat alam
proses belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi
antara metode dan materi yang disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara
keduanya terjadi kesenjangan maka tujuan yang dicita-citakan tidak akan
tercapai. Dengan demikian metode menempati peranan yang penting dan sangat
bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Untuk itu metode harus mendapatkan
perhatian dari para pendidik.
Dalam penggunaan metode selain
kesesuaian dari materi seorang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan
suasana kelas, jumlah kelas. Demikian juga tingkat intelektual, perbedaan
kesanggupan dan kecepatan.
Dalam sebuah buku yang berjudul Bahasa
Arab dan Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad (2002 : 24) mencatat ada
enam unsur dasar dari suatu metode, yaitu :
a)
Authority, yaitu adanya semacam ثقة dari
seorang guru, membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
b)
Infantilisasi, murid seakan-akan
seperti anak kecil yang menerima "authority" dari guru. Ilmu masuk
tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.
c)
Dual komunikasi, yaitu komunikasi
verbal dan non verbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan
dari kepribadian seorang guru.
d)
Intonasi, guru menyajikan materi
pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e)
Rhythm, yaitu pelajaran membaca
dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang
disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f)
Keadaan Pseudo-Passive, keadaan
murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama musik.
B. Metode Bercakap-cakap (Muhadasah)
Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran
bahasa Arab yang pertama-tama diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa
Arab adalah agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara) dalam pembicaraan
sehari-hari dengan berbahasa Arab dan membaca Al-Qur'an, dalam shalat dan
do'a-do'a, yang disebut berbahasa itu adalah berbicara lisan.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan
bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat
terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah
dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata.
Tujuan
pengajaran muhadasah :
- Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab.
- Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional yang ia ketahui.
- Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape recorder.
- Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Saran-saran yang harus diperhatikan
dalam pengajaran bahasa Arab yang menggunakan metode muhadasah :
a) Pembicaraan yang fasih di hadapan murid.
b) Ditekankan penyusunan jawaban murid dalam kalimat yang sempurna.
c) Pembetulan kesalahan ucapan murid harus diperhatikan.
d) Murid harus menghafal kalimat-kalimat yang terpilih, sesuai
dengan tingkat pemikirannya.
e) Mengulang-ulang pertanyaan dengan susunan kalimat yang
berbeda-beda, di mana jawabannya sesuai dengan bentuk pertanyaan sedapat
mungkin.
f) Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sekitar yang sudah ada dalam
pengetahuan murid.
g) Bahan muhadasah itu harus seuai dengan tingkat umur dan
kemampuan mereka.
h) Guru harus memilih kata-kata baru yang sulit yang sesuai dengan
pengetahuan mereka.
i)
Guru harus menggunakan berbagai
alat peraga yang lazim untuk memudahkan pemahaman mereka terhadap pelajaran
itu. (Muhammad: 1981: 58)
Metode mengajarkan muhadasah:
1)
Mempersiapkan acara/materi
muhadasah dengan matang dan menetapkan topik yang akan disajikan.
2)
Materi muhadasah hendaklah
disesuaikan dengan taraf perkembangan dan kemampuan anak didik.
3)
Menggunakan alat peraga sebagai
alat bantu muhadasah.
4)
Guru hendaklah menjelaskan
terlebih dahulu arti kata-kata yang terkandung dalam muhadasah, dengan
menuliskannya di papan tulis.
5)
Pada muhadasah tingkat lebih tinggi,
anak didiklah yang lebih banyak berperan, sedangkan guru menetukan topik yang
akan dimuhadasahkan.
6)
Setelah muhadasah selesai
dilakukan, guru kemudian membuka forum soal jawab dan hal-hal yang perlu untuk
didiskusikan mengenai muhadasah yang baru saja selesai.
7)
Penguasaan bahasa secara aktif.
8)
Di dalam kelas, guru harus selalu
berbicara di dalam bahasa Arab.
9)
Jika muhadasah akan dilanjutkan
kembali pada pertemuan berikutnya, maka guru menetapkan batas dan materi
pelajaran yang akan disajikan berikutnya, agar siswa dapat lebih mempersiapkan
dirinya.
10) Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan memberi dorongan dan
semangat siswa untuk lebih giat belajar.
C. Keberhasilan Belajar Mengajar
Suatu proses belajar mengajar tentang
suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan
instruksional khusus dari bahan tersebut. Yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah :
- Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Setiap proses belajar mengajar selalu
menghasilkan hasil belajar. Tingkat keberhasilan proses mengajar tersebut
sebagai berikut :
a)
Istimewa/maksimal : apabila
seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
b)
Baik sekali/optimal : apabila
sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh
siswa.
c)
Baik/minimal : apabila bahan
pelajaran yang diajarkan hanya 60% s/d 75% saja dikuasai oleh siswa.
d)
Kurang : apabila bahan pelajaran
yang diajarkan kurang dari 66% dikuasai oleh siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan :
- Tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
- Guru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
- Anak didik. Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah yang merupakan unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar serta sebagai hasil dari kegiatan itu yaitu keberhasilan belajar mengajar. (Djamarah : 1995 : 123)
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini
dilaksanakan di MTs Negeri Jabung Talun Blitar yang terletak di Jalan Singajaya
No.33 Jabung Blitar, Jawa Timur.
Adapun status guru pengajar di sekolah
ini berasal dari lulusan berbagai perguruan tinggi terkemuka di Malang, di
antaranya IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Negeri Malang), IAIN Malang
(sekarang Universitas Islam Negeri Malang),
Tetapi ada sebagian dari mereka yang
bukan merupakan lulusan perguruan tinggi yaitu lulusan dari, MA, D3, Sarjana
Muda. Begitu juga dengan karyawan yang ada, mereka ada juga yang bergelar
sarjana dan lulusan dari SMEA, SMP, dan SMU.
Dari data-data yang diperoleh penulis
selama penelitian diketahui bahwa jumlah seluruh guru dan karyawan MTs Negeri
Jabung Talun Blitar tahun ajaran 2006-2007 berjumlah 57 orang.
Struktur organisasi MTs Negeri Jabung Talun tahun
pelajaran 2006-2007 :
a) Kepala Sekolah : Hj.Binti Fahriayah, SPd
b) WAKA Urusan Kurikulum :
Imam Widodo, SPd
c) WAKA Urusan Kesiswaan :
Eka Sugeng P, SPd
d) Bendahara :
Sulistyowati, SPd
e) Kaur Tata Usaha :
Nastangin, SPd
B. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini memiliki rencana untuk
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kinerja
menuju proses keberhasilan belajar mengajar bahasa Arab di kelas VII B
MTs Negeri Jabung Talun Blitar, dengan menerapkan metode muhadasah sesuai
dengan materi pengajaran yang disampaikan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai
tanggal 16 Februari – 06 Maret 2007 dengan enam kali pertemuan tepatnya tiap-tiap
hari Selasa, sebab hari Selasa adalah hari mengajar untuk mata pelajaran bahasa
Arab di kelas VII B MTs Negeri Jabung Talun Blitar. Berbagai alat pengajaran
yang digunakan penulis untuk meneliti adalah: Buku Pelajaran Bahasa Arab untuk
MTs.
C. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini
disesuaikan dengan rencana tindakan pembelajaran di atas yang difokuskan pada
hari Selasa sebagai hari mengajar untuk mata pelajaran bahasa Arab. Adapun
kegiatan-kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut :
Pertemuan I (Jumat, 16 Februari 2007)
A. Tahap awal :
- Salam pembukaan :
- Assalamu'alaikum
B. Tahap inti :
·
Perkenalan antara penulis dengan
siswa :
- Memperkenalkan diri satu persatu yang dimulai dari penulis dan
dilanjutkan dengan siswa
- Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penulis di MTs. Negeri
Jabung Talun Blitar.
C. Tahap akhir :
·
Peneliti menutup pertemuan
Pertemuan II (Sabtu, 17 Februari 2007)
A. Tahap awal :
·
Salam pembuka
·
Presensi siswa
B. Tahap inti :
·
Penulis memulai pelajaran
dengan muhadasah bahasa Arab
·
Penulis menjelaskan tentang
materi pelajaran
C. Tahap akhir :
- Penulis memberikan semangat tentang pelajaran muhadasah
- Salam penutup
Pertemuan III (Jumat, 23 februari 2007)
A. Tahap awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
B. Tahap inti :
- Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
- Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan dialog di depan kelas selama pengajaran berlangsung.
C. Tahap akhir :
- Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam muhadasah tersebut
- Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan IV (Sabtu, 24 Februari 2007)
A. Tahap awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
B. Tahap inti :
- Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dahulu
- Penulis meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada minggu sebelumnya
- Penulis menyuruh sambil mengamati salah satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan rumah di depan kelas
- Penulis meneruskan pelajaran berikutnya
C. Tahap akhir :
- Penulis mengakhiri pelajaran dengan memberikan motivasi terhadap siswa
- Salam penutup (do'a)
Pertemuan V (Jumat, 02 Maret 2007)
A. Tahap awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
B. Tahap inti :
- Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
- Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang mempraktekkan dialog di depan kelas selama pengajaran berlangsung.
C. Tahap akhir :
- Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang terdapat di dalam muhadasah tersebut
- Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan VI (Selasa, 06 Maret 2007)
A. Tahap awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
B. Tahap inti :
- Penulis menyimpulkan semua pelajaran yang telah diberikan kepada siswa
- Guru memberi evaluasi kepada siswa tentang semua materi yang telah diajarkan
- Siswa diminta untuk membuat kritik dan saran yang membangun terhadap penulis selama proses pengajaran dan penelitian di kelas
C. Tahap akhir :
- Penulis mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih kepada siswa jika selama pengajaran dan penelitian terdapat kesalahan
- Salam penutup (do'a)
D. Analisis dan Refleksi
- Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrument.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi. Mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses.
Berikut ini disajikan format pengamatan penulis terhadap siswa kelas VII B MTs Negeri
Jabung Talun Blitar.
tentang
penerapan metode muhadasah di kelas :
- Guru memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dulu (observasi selama 15 menit pada awal jam pelajaran)
Frekuensi
·
Siswa merespon kegiatan
guru dengan antusias **************
·
Siswa mulai menyenangi
pelajaran bahasa Arab ***********
·
Siswa merasakan keadaan
belajar di kelas nyaman *************
·
Siswa menganggap bahasa
Arab itu mudah dipahami dan diterapkan di manapun berada, baik di dalam/di luar
kelas *************
- Setelah guru mempraktekkan muhadasah, kemudian bertanya kepada siswa tentang semangat dan keinginan mereka mempelajari bahasa Arab melalui metode muhadasah ini
·
Sangat semangat *****************
·
Semangat ***************
·
Cukup semangat ****************
·
Tidak semangat **********
Dari perolehan data di atas, diketahui
bahwa siswa yang mempunyai semangat dan keinginan dalam mempelajari bahasa Arab
melalui metode muhadasah cukup banyak. Hal ini membuktikan bahwa pengajaran
bahasa Arab di MTs Negeri Jabung Talun Blitar akan menampakkan keberhasilan
jika didukung dengan metode pengajaran yang bervariasi (seperti metode
muhadasah).
E. Pembuatan Instrumen
Instrument penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Penelitian ini menggunakan
data kualitatif yang disusun berdasarkan pengamatan penulis selama pembelajaran
berlangsung. Metode pengambilan data sebagai berikut:
- Observasi. Meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 133) ada dua yaitu observasi non-sistematis yang tidak menggunakan instrument pengamatan dan observasi sistematis yang menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
- Interview. Interview adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
- Dokumentasi. Penulis menyelidiki persiapan tertulis dari guru pamong sebelum memulai pelajaran di kelas.
F. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat,
penulis membuat catatan-catatan dari hasil data yang diperoleh selama
penelitian berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan metode muhadasah. Selain itu penulis juga
memperoleh data yang berasal dari :
- Pengamatan partisipatif. Penulis terlibat langsung dan bersifat aktif dalam pengumpulan data.
- Pembuatan jurnal harian. Melalui kegiatan ini penulis dapat mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.
- Observasi aktivitas kelas. Dilakukan pada saat proses pengajaran dengan menerapkan metode muhadasah di kelas.
- Interaksi pembelajaran di kelas. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru, atau siswa lain selama kegiatan belajar di kelas.
G. Indikator Kinerja
Dalam proses penelitian, penulis
mengemukakan tentang indikator-indikator sebagai alat untuk mempermudah
jalannya penelitian :
- Faktor pendukung keberhasilan : Letak sekolah yang strategis, dekat dengan jalan raya, bisa dijangkau dari berbagai arah.
- Faktor penghambat keberhasilan : tidak adanya buku paket khusus tentang muhadasah dalam pengajaran Bahasa Arab, kurangnya motivasi guru dalam mempraktekkan muhadasah bahasa Arab baik di dalam/di luar kelas, kurangnya latihan siswa dalam berlatih berbicara bahasa Arab di kela
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan MTs Negeri Jabung Talun Blitar
A. Kepala Sekolah yang Pertama
MTsN Jabung Talun Blitar dengan nama yang ada seperti
sekarang ini adalah merupakan perubahan dari MTs AIN (Madrasah Tsanawiyah Agama
Islam Negeri) Jabung yang sesuai dengan SK Menag. Nomor 15, 16 dan 17 tahun
1978, sedang nama Jabung diambil dari nama desa, dimana Madrasah tersebut awal
mula didirikan, walaupun sekarang ini tempatnya lokasi sudah pindah didesa
Jeblog.
Adapun semula Madrasah Tsanawiyah ini berstatus
Swasta, dengan nama Madrasah Tsanawiyah YP. Al-Muhtaduun Jabung. Sedangkan
penegeriannya dilakukan sesuai dengan SK MENAG Nomor : 217 Tahun 1970, tanggaL;
19 Desember 1970, dengan Kepala Sekolah yang pertama bernama Bapak Djalal
Mahalli dan Menempati tanah dan gedung milik Yayasan Al-Muhtaduun sampai Tahun 1977.
- Pergantian Kepala Sekolah yang kedua.
Pada tahun
1976 terjadi pergantian Kepala Sekolah dari Bapak Djalal Mahalli kepada Bapak
H. Dawud Sunarto. Pada waktu itu MTsN Jabung dipimpin oleh Bapak H. Dawud
Sunarto ini terjadi perpindahan lokasi dari desa Jabung ke Desa Jeblog teptnya
pada tahun 1978. Dilokasi baru ini MTsN Jabung menmpati gedung dan tanah milik
Ibu Hj. Salamah dengan status menempati tanpa menyewa (dijariyahkan) selama
MTsN Jabung masih membutuhkan atau sampai MTsN Jabung memiliki gedung sendiri.
Pada Masa
kepemimpinan Kepala MTsN Jabung yang ke dua ini mengalami pengembangan sebagai
berikut :
-
Mendapatkan tanah waqof dari Bapak Dullah Mukti
seluas : 355 m2
-
Mendapat proyek peningkatan sarana prasarana
berupa ruang belajar sebanyak 3 (tiga) ruang belajar lengkap dengan mebelernya
dari anggaran DIP Tahun 1981/1982.
-
Mendapat tambahan proyek lagi berupa 3 (tiga)
ruang belajar dan kantor lengkap dengan mebelernya dari anggaran
DIP.1982/1983.bangunan kantor terdiri dari Ruang Kepala Sekolah, Ruang Tunggu
dan Ruang Tata Usaha
- Pergantian Kepala Sekolah yang ketiga
Pada tahun pelajaran 1982/1983 terjadi pergantian Kepala
Sekolah dari Bapak Dawud Sunarto kepada Bapak H.A Muhrodji. Perkembangan MTsN
Jabung pada masa kepemimpinan Kepala Sekolah yang ketiga ini antara lain
sebagai berikut :
-
Pembelian tanah, dengan biaya
swadaya murni BP3 seluas 265 m2.
-
Mendapatkan proyek peningkatan
sarana prasarana berupa ruang belajar sejumlah 3 (tiga) ruang lengkap dengan
mebelernya, berikut pengembangannya
digunakan untuk ruang perpustakaan.
- Pergantian Kepala Sekolah yang keempat
Pada tahun pelajaran 1990/1991 terjadi pergantian
Kepala Sekolah dari Bapak H. A. Muhrodji kepada Bapak H. Masturi,BA, yang
berasal dari Wakasek MTsN Kodya Blitar.
Pengembangan yang ada pada kepemimpinan Kepala Sekolah
yang keempat ini antara lain ;
-
Pembuatan papan nama lengkap dengan joglonya
-
Pembelian tanah dengan biaya swadaya murni BP3,
tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 1992, tahun 1993 dan tahun 1994 seluas
3.437,20 m2 didalamya ada waqof dari ibu Sholikhah seluas 70 m2.
-
Pembangunan Musholla dengan biaya swadaya murni
BP3 seluas + 169 m2 secara bertahap dan dimulai pada tahun anggaran
BP3 1993/1994 dengan mendapatkan sumbangan IKK Propinsi Jawa Timur sebesar Rp.
2.000.000,- (Dua Juta Rupiah).
-
Mendapatkan Proyek Peningkatan sarana berupa 3
(tiga) ruang belajar dan satu ruang guru lengkap dengan mebelernya dari dana
OECF tahun 1994/1995.
-
Mendapatkan Proyek Peningkatan sarana berupa 3 (tiga) ruang belajar lengkap
dengan mebelernya dari bantuan APBD TK. Th 1994/1995.
-
Membangun gedung terpadu biaya
swadaya murni dari anggaran BP3 tahun anggaran 1997/1998 seluas 89,70 m2
yang terdiri dari : ruang dapur, ruang ketrampilan, ruang ketrampilan, ruang
darma wanita dan ruang penyimpanan alat-alat olah-raga.
- Pergantian Kepala Sekolah yang kelima.
Pergantian
Kepala sekolah yang kelima terjadi pada tahun pelajaran 1998/1999, yaitu dari
Bapak H. Masturi BA kepada Bapak H. Sja’roni,BA yang berasal dari Wakasek MAN
Kodya Blitar.
Pengembangan
pembangunan pada masa kepemimpinan Bapak H. Sja’roni,BA antara lain :
-
Membangun pagar tembok berduri di sekeliling MTsN
Jabung, biaya swadaya murni anggaran BP3 tahun 1999/2000.
-
Membangun Gedung Pertemuan (AULA)
secara bertahap sebagai berikut :
a. Tahap kesatu
peletakan batu pertama sampai selesai pondasi pada tahun 1999, biaya swadaya
murni anggaran BP3 tahun 1999/2000.
b. Tahap kedua
melanjutkan bangunan gedung aula yaitu meneruskan dinding (tmbok) pada tahun
2000, biaya swadaya murni, biaya swadaya murni anggaran BP3 tahun 2000/2001
c.
Pembangunan gedung pertemuan diteruskan dengan menaikkan atap terjadi pada
tahun 2001, biaya swadaya murni anggaran BP3 tahun 2001/2002. Sampai
tahun ini bangunan belum sempurna dengan prosentase 80%.
-
Membangun tempat sepeda biaya
swadaya murni anggaran BP3 tahun 2001/2002.
- Pergantian Kepala Sekolah yang ke enam
Pada tahun
pelajaran 2001/2002 terjadi pergantian Kepala sekolah yang ke enam, yaitu dari
Bapak H. Sja’roni,BA kepada Bapak Jahman Amanuddin yang berasal dari Slorok
Garum Blitar. Sebelum menjabat menjadi Kepala MTsN Jabung yang ke enam ini,
beliau menjabat sebagai kepala sekolah MTs. Ma’arif Slorok Garum Blitar.
Pengembangan
bangunan pada masa ini antara lain sebagai berikut :
a. Membangun tembok
depan sebelah barat.
b. Membangun Gapura
pintu masuk lokasi MTsN Jabung.
c.
Membangun Kantor Satpam MTsN
Jabung
d. Meneruskan
pembangunan Gedung pertemuan (AULA) yaitu membuat teras.
Bangunan tersebut diatas biaya swadaya murni anggaran BP3 tahun
2002/2003.
Pada Tahun
pelajaran 2002/2003 ini MTsN Jabung mendapatkan proyek peningkatan sarana dan
prasarana berupa ruang belajar sebanyak 2 (dua) kelas lengkap dengan
mebelernya. Dari dana USFI tahun 2002/2003.
- Pergantian Kepala Sekolah yang ke-Tujuh
Pada tahun
2003/2004 terjadi pergantian Kepala Sekolah yang ke tujuh dari Bapak Jahman
Amanuddin kepada Ibu Hj. Binti Fahriyah,S.Pd yang sebelumnya bertugas mengajar
di MAN Tlogo Blitar.
Dalam kurun waktu
kurang dari 1 tahun, sudah dirasakan banyak sekali perubahan kearah yang lebih
baik, mulai dari peningkatan sarana prasarana maupun peningkatan metode
pengajaran.
Pada masa 1 tahun
ini, upaya peningkatan mutu sekolah yang sudah dan beberapa masih dalam proses
pelaksanaan antara lain :
a. Pengembangan tempat
wudhu dibelakang Musholla dan 2 kamar mandi disamping aula dengan dana BP3.
b. Pengadaan
Laboratorium Komputer sejumlah 21 unit dengan biaya swadaya murni.
c.
Pengembangan dan pemaksimalan
fungsi Perpustakaan Sekolah
d.
Pengecatan seluruh ruang yang
diantaranya adalah Ruang Kepala, Ruang Tata Usaha, Ruang Kelas, Ruang Lab
Komputer.
e.
Paving halaman depan
f. Pembuatan
Prasasti MTs Negeri Jabung Talun Blitar
g.
Masuknya sekolah dalam program MBE
(Managing Basic Education)
Sejak 05 Januari 2004 Hj. Binti Fahriyah,S.Pd. MTsN Jabung
Talun Blitar memulai kiprahnya dengan mengevaluasi pada tercapainya visi dan
misi Madrasah. Perjuangan untuk memajukan madrasah ini betul-betul memerlukan
ketekunan dan kegigihan serrta kebersamaan seluruh komponen MTsN Jabung Talun
Blitar. Saat itu MTsN Jabung Talun Blitar harus berupaya untuk membenahi
kekurangannya, misalnya belum adanya tempat berwudhu sehingga musholla yang ada
tidak dimanfaatkan. Kedisiplinan dan 5 K yang perlu diperhatikan. Oleh karena
itu Kepala MTsN Jabung Talun Blitar dan stafnya bersama Komite Madrasah
membangun tempat wudhu dan membiasakan penanaman ketaqwaan melalui sholat Dhuha
dan membaca Al-Qur’an (Juz Amma) setiap hari sebelum proses belajar mengajar
jam pertama dilaksanakan. Selanjutnya upaya-upaya tetap dilakukan baik
pembenahan sistem pembelajaran, disiplin dan keadaan fisik bangunan. Ruang Guru
yang mula-mula bersekat dibuka sehingga rasa kekeluargaan, kesatuan lebih
tampak disamping dapat menambah fungsi ruang guru baik untuk pertemuan/rapat
dinas dan lain-lain.
Pembenahan Proses Belajar Mengajar (PBM) dilaksanakan terus
dengan supervisi dan pembinaan kepada guru. Pelaksanaan bimbingan belajar dan
pemberian penghargaan/hadiah kepada siswa berprestasi diupayakan untuk memberi
motivasi kemajuan belajar siswa. Untuk memperoleh NUN tinggi, semua guru
utamanya guru kelas III berupaya maksimal untuk mengantar anak siap ujian
dengan jalan mengumpulkan anak-anak berprestasi menjadi satu kelompok belajar
yang porsi belajarnya lebih dibanding dengan siswa kelas III yang lain yang
selalu ikut pendalaman dipagi hari dan diadakan Try Out sebagai Pre Test dan
Post Testnya, untuk meningkatan mutu ini telah membuahkan hasil yang
menggembirakan dengan NUN tertinggi 28,50. Hal ini sudah ada peningkatan
dibanding tahun sebelumnya.
Dalam menghadapi tahun ajaran 2005/2006, program-program
untuk kemajuan MTsN Jabung Talun Blitar kedepan disiapkan dengan
sungguh-sungguh yang diawali melalui perencanaan penerimaan siswa unggul baik
dari MI ataupun SD, untuk itu diberi keringan infaq sesuai dengan peringkat
hasil seleksinya
Upaya untuk meningkatkan mutu
MTsN Jabung Talun Blitar dilaksanakan beberapa tahap adalah :
1.
Memantapkan visi dan misi serta
tujuan MTsN Jabung Talun Blitar
2. Menjalankan misi MTsN
Jabung Talun Blitar dengan
3.
Menegakkan kedisiplinan antara
lain :
a.
Kepala Madrasah dan seluruh staf
b.
Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan
c.
Seluruh karyawan sebagai tenaga
kependidikan
d.
Seluruh siswa sebagai peserta
didik dengan
e.
Mematuhi tata tertib yang dirumuskan untuk siswa
4.
Kegiatan Ekstrakurikuler
dilaksanakan dengan ketentuan
a.
Wajib mengikuti :
-
Pramuka
-
Komputer
b.
Pilihan Maksimal dua :
-
Seni Baca Al-Qur’an
-
Seni Musik
-
PMR
-
Elektro
-
Tata Busana
-
Olahraga (Beladiri, Sepak Bola, Bola Volly dan
Basket)
5. Menjalin hubungan
harmonis dengan wali murid sehingga mempunyai rasa tanggung jawab bersama
sekolah untuk mencapai visi Madrasah.
A.
Identitas MTs Negeri Jabung
Talun Blitar
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri Jabung
Status
(coret yang tidak perlu) : Reguler/Terpadu/Model
Nomor
Telp/Fax : (0342) 441208
Alamat : Jl. Singajaya No.33 Jeblog
Kecamatan : Talun
Kabupaten : Blitar
Kode
Pos : 66183
Alamat
Website (jika ada) : -
Email
(jika ada) : -
Tahun
Berdiri : 19 September 1970
Program
yang diselenggarakan : -
(Hanya
untuk MAN)
Waktu
Belajar : Pagi
B. Visi, Misi Dan
Tujuan MTs Negeri Jabung Talun Blitar
Visi MTsN Jabung
MTsN Jabung berorientasi pada kualitas insan baik secara keilmuan maupun
moral dan sosial yang dijabarkan sebagai berikut :
1.
Terunggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
2.
Terdepan dalam prestasi.
3.
Teladan dalam akhlaqul karimah.
Misi MTsN Jabung
1.
Melaksanakan proses belajar
mengajar serta bimbingan secara efektif.
2.
Mendorong setiap siswa dalam
pengenalan potensi diri.
3.
Mengoptimalkan pengamalan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Menumbuhkan semangat IPTEK dalam
meraih prestasi.
5.
Membentuk siswa yang berakhlaqul
karimah.
Tujuan MTsN Jabung
Selama tiga tahun dididik di MTsN Jabung siswa diharapkan :
1.
Mampu melaksanakan ibadah yaumiah dengan benar dan
tertib.
2.
Berakhlaq mulia.
3.
Hafal Juz Amma.
4.
Dapat bersaing/unggul dalam bidang IPTEK dengan
para siswa dari sekolah lain.
5.
Mampu berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya,
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Negeri Jabung Talun
Blitar yang berada dijalan Singajaya No.33 Jabung talun Blitar dimulai tanggal
12 Februari- 21 maret 2007 Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas III B
MTs. Negeri Jabung Talun Blitar dalam rangka peningkatan keberhasilan
pembelajaran Bahasa Arab melalui metode Muhadasah.
,. Penulis melalukan penelitian berdasarkan pengamatan di kelas
selama proses pengajaran berlangsung. Penerapan metode muhadasah ini
menyebabkan siswa tidak jenuh di dalam kelas, mereka merasakan bahwa
mempelajari bahasa Arab adalah sesuatu yang mengasyikkan.
Penelitian yang telah dilakukan di dalam
kelas mengenai metode ini menunjukkan bahwa para peserta didik memperoleh
kemajuan secara statistik di dalam "Pelafalan dan Kebiasaan berbahasa
Arab" dan dalam memahami ujaran-ujaran baru. Generalisasi hasil kemajuan
dimaksud berlaku bagi siswa kelas VII B khususnya sebagai obyek penelitian dan
bagi seluruh siswa-siswa MTs Negeri Jabung Talun Blitar umumnya sebagai
pelengkap data penelitian.
Untuk mengaplikasikan metode muhadasah
ini, penulis menerapkannya di awal pelajaran. Penulis berusaha untuk membuka
pelajaran dengan muhadasah terlebih dahulu, agar siswa terlatih dalam berbicara
bahasa Arab di dalam kelas. Hal ini terbukti dengan lembar pengamatan penulis
yang telah disajikan dalam pembahasan tentang Analisis dan Refleksi. Mereka sebagian
besar merespon kegiatan guru dalam memberikan latihan bermuhadasah di kelas,
selain itu mereka juga merasakan bahwa bahasa Arab itu mudah dan bisa
dipelajari kapan pun dan di mana pun.
Selain itu siswa juga mempunyai
semangat belajar bahasa asing khususnya bahasa Arab yang menjadi salah satu
bahasa Internasional di dunia. Dengan adanya penelitian tentang penerapan
metode muhadasah ini diharapkan bagi guru mata pelajaran untuk berusaha
mengadakan variasi pembelajaran bahasa Arab di kelas. Salah satu teknis
pemecahannya adalah dengan menerapkan metode muhadasah pada pembelajaran bahasa
Arab.
Siswa membutuhkan keterbiasaan sesegera
mungkin akan bunyi yang belum familiar bagi mereka. Patut disadari pula bahwa
bahasa baru yang sedang mereka pelajari tidak bisa dijadikan objek terakhir
atau mata pelajaran sekolah yang apa adanya. Ia harus dikomunikasikan bahwa
bahasa khususnya bahasa Arab merupakan jalan/metode bukan tujuan (اللغة وسيلة لا غاية) . Pada level seperti ini, dapat dilakukan dengan cara menegur
mereka dalam bahasa Arab. Misalnya dalam situasi keadaan ruangan terlalu panas
atau dingin, guru meminta salah satu siswa untuk membuka atau menutup jendela
dengan menggunakan bahasa Arab.
Menguasai suatu bahasa bagaikan
membangun sebuah rumah batu. Pembangunan harus dimulai dengan memasang pondasi,
kemudian batu batanya disemen supaya tidak goyah. Dalam kondisi yang demikian
itu, bila ada pemasangan batu yang kurang kuat, maka konstruksi keseluruhan
akan melemah. Begitu juga dengan pembelajaran bahasa Arab, jika pada awal sudah
hancur maka di kemudian hari akan lebih menyedihkan.
Guru hendaknya memperkenalkan
struktur-struktur baru secara lisan, dengan memakai media yang efektif. Selain
itu juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mendengar struktur tersebut
berulang kali dan meminta kembali untuk mengulanginya berkali-kali supaya lidah
mereka terbiasa dengan ucapan bahasa Arab.
Buku berfungsi sebagai media untuk
mempermudah tugas guru, bukan sebagai guru karena buku tidak dapat berbicara,
mendengar, mengoreksi, atau memberi dorongan. Instruksi haruslah berasal dari
guru dan bukan dari sebuah buku. Oleh karena itu, sebaiknya buku teks hanya
dijadikan sebagai pelengkap. Adapun pengenalan terhadap materi yang baru
(materi lisan) hendaklah berasal dari guru itu sendiri.
Siswa harus mempunyai semangat yang
meluap-luap di dalam belajar bahasa khususnya bahasa Arab hingga KMUP (kemauan,
minat, usaha, dan perhatian) bisa tercipta pada diri mereka. Mereka harus
memiliki keberanian berbicara tanpa malu. Hendaklah seorang guru menyampaikan
kepada mereka keuntungan atau kelebihan orang yang mengetahui bahasa Arab.
Pujian-pujian juga akan mendorong
mereka maju selangkah di dalam usaha belajar mereka. Bila keinginan yang riil
untuk belajar bahasa Arab mulai bersemi pada diri mereka, maka separuh dari
tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap selesai.
Tujuan dari penciptaan suasana segar di
kelas adalah agar perasaan tertekan yang ada pada diri siswa dapat hilang. Tawa
dan senyum seorang guru dapat dianggap sebagai pembantu pembangkit suasana yang
menyenangkan. Begitu pula cerita-cerita lucon dalam bahasa Arab,
anekdot-anekdot, permainan, dan sebagainya, kesemuanya dapat memecah kebekuan
di dalam belajar bahasa Arab.
Kiranya bahasan yang telah dikemukakan
di atas dapat merupakan suatu hasil penelitian yang sangat berharga. Terbukti
dengan adanya penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas VII B MTs, Negeri
Jabung Talun Blitar proses pembelajaran bahasa Arab di sekolah ini mengalami kemajuan
dan keberhasilan yang diinginkan.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menjelaskan berbagai
permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar, maka penerapan metode
Demonstrasi dan Tanya Jawab terhadap siswa kelas VII B MTs Negeri Jabung Talun
Blitar sudah termasuk dalam kategori berhasil. Terbukti mereka sangat antusias
dan semangat dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab dibandingkan sebelumnya,
yakni sebelum adanya penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab. Siswa
menjadi betah di kelas, suasana kelas menyenangkan dan kelihatan hidup sehingga
mereka sudah tidak beranggapan lagi bahwa bahasa Arab itu sebagai momok dalam
proses belajar mengajar.
Metode Demonstrasi dan Tanya Jawab
yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan / Hiwar
dan Tanya jawab, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan
antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan
kata-kata.
Tujuan
pengajaran muhadasah :
- Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab.
- Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional yang ia ketahui.
- Mampu menerjemahkan percakapan dengan oaring lain.
- Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur'an, sehingga timbul kemauan untuk mempelajari Bahasa Arab dan mendalaminya.
B. Saran
Penulis mempunyai beberapa solusi dalam
rangka meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Arab di MTs Negeri
Jabung Talun Blitar Seorang guru yang baik harus selalu mempersiapkan materi /
topik bahasan terlebih dulu sebelum pelajaran dimulai, cara-cara dan teknik
serta taktik yang akan diberikan hendaknya senantiasa dipikirkan.
Adapun saran-saran tersebut ialah :
- Dalam menyampaikan materi usahakan menggunakan metode yang menarik seperti : Demonstrasi, Tanya jawab, Berbicara Bahasa Arab di dalam kelas, Memberikan banyak tamrinat, Melatih siswa bertanya dalam bahasa Arab, Memberikan semangat/dorongan untuk berlatih muhadasah, Menciptakan suasana yang menyenangkan.
- Diharapkan untuk menambah buku-buku Hiwar bahasa Arab di perpustakaan agar siswa gemar membaca dan mempraktekkan Hiwar tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Perlu kiranya sesekali diadakan study banding sambil refreshing untuk belajar bahasa Arab di luar kelas, bahkan di luar sekolah, seperti : mengadakan kunjungan ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor-Ponorogo dan pondok pesantren lainya yang mempunyai kualitas tinggi dalam pembelajaran bahasa Arab.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar,
Prof., Dr., Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok
Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.
Arikunto,
Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek)
Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.
Djamarah, Bahri,
Syaiful, Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta :
2002.
Malibary, A.
Akrom. Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah. Jakarta. Bulan Bintang. 1987.
Muhammad,
Abubakar, Drs., Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab. Surabaya. Usaha Nasional.
1981.
Masri, Nasir,
Drs., dkk, Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA. Team Penyusun Pelajaran
Bahasa Arab MGMP Bahasa Arab Jatim. Oktober. 1992.
Shadry, Abdur
Ro'uf, Drs., Nilai Pengajaran Bahasa Arab dan Sejarah Perkembangannya.
Bandung. Bina Cipta. 1980.
Yusuf, Tayar,
Drs, H., dkk., Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada. 1997.
Download sepuasnya PKP dan PTK di http://www.pkp-lengkap.com/
ReplyDeleteMuantapppp
ReplyDeleteJayyid
ReplyDelete