Thursday, October 4, 2012

METODE DAN ALAT UKUR EVALUASI



BAB I
PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan hal yang sangat penting didalam dunia pendidikan, yang mana da beberapa macam evaluasi. Pada makalah ini akan difokuskan pada pembahasan penilaian atau pengukuran yang orientasinya pada evaluasi diri, dimana pada kesempatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atas dasar relevansi dan kecocokan pertimbangan mereka. Disamping itu, pada sub bagian ini juga dibahas alat ukur yang masih tergolong alat ukur non test, yaitu alat ukur bentuk-bentuk laporan, alat ukur dengan menggunakan wawancara, kuesioner, dan portofolio. Pada alat ukur non test ini pada prinsipnya adalah pemberian jawaban atas dasar relevansi dan bentuk laporan yang berasal dari pendapat pribadi siswa setelah mereka mengerjakan tugas yang diberikan.
I.                   Rumusan Masalah
1.      Apa saja metode-metode evaluasi?
2.      Apa sajakah alat ukur evaluasi diri?
II.                Tujuan
1.      Mengetahui metode-metode evaluasi
2.      Mengetahui alat ukur evaluasi diri


BAB II
PEMBAHASAN
I.                   METODE EVALUASI
Pada situasi kelas yang sebenarnya, di mana  seorang guru misalnya memilki 24 siswa atau lebih, perlu melakukan evaluasi dengan cara yng baik. Untuk mencapai tujuan itu ia perlu menguasi macam-macam metode untuk melakukan evaluasi yang relavan. Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bentuk,yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes biasa direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertullis juga dapata dubedakan menjadi dua,yaitu tes objektif dan tes esai.tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pengatahuan secara kompreshinf dan fakta penggunaanya. Disamping itu, tes tertulis juga dapat digunakan untuk menganilsis dan mensinteksiskan informasi tentang siswa.
            Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali dan mengenali materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item pertanayaan mengahafal ynag diantaranay sebagai jawaban bebas,melengkapi, dan identitas (cross 1973 : 19). Pertanyaan pengenalan ( recognition question ) dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah,pilihan ganda, dan menjodohkan.
            Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan menjadi kedalam dua  jawaban berbeda, yaitu jawaban tertabas dan jawaban luas.evalausi yang dibaut denagan menggnunakn pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan,mengontraskan,menunjukkan hubungan,memberikan pembuktian, menganalisis perbedaan,menarik kesimpulan, dan menggeneralisai pengetehaun peserta didik.
            Bentuk kedua suatu evaluasi adalah alat nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaulsi penamppilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Ketetapan alat nontes perlu diperhatikan oleh para guru, karena sering kali dalam penggunaan evaluasi memrlukan pertimbangan subjektivitas yang dapt menghasilkan peniliain yang mungkin bervariasi diantara dua orang guru. Alat nontes kadang ada yang menggunakan pengukauran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan penguukuran, sebagai contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio visual, dan teknik sosio metri.
Alat observasi ini dapat berupa ceklis, skala rating, beberapa kartu skor,. Dengan menggunakan alat observasi, seorang guru dapat mngevaluasi penampilan siswa yang baru melakukan kegiatan terncana, seperti kerja laboratorium, kebiasaan, demonstrasi, tingkah laku kelas, dan asumsi pertangggung jawaban. Alat non test juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan belajar yang dibuat disekolah maupun dirumah. Alat observasi dapat digunakan unutk mengevaluasi tingkah laku seperti sikap, apresiasi, interaksi sosial, dan nilai keputusan. Guru dan sisiwa mendapatkannya dalam evaluasi tingkah laku pribadi.
Bentuk laporan antara lain, laporan, catatan harian, angket, dan otobiografi. Alat-alat ini digunakan oleh para siswa yng mengerjakan evaluasi sendri, sebagai bentuk evaluasi mereka. Guru juga sering menggunakan bentuk laporan untuk mngevaluasi masing-masing penampilan atau belajar yang efektif. Tergantung pada tujuan format laporan.
Alat evaluasi lain yang termasuk non test adalah angket atau kuesioner. Angket banyak digunakan dalm proses penelitian guna mengeksplorasi informasi atas dasar pilihan siswa dalam bidang evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan kondisi tertentu dan fakta tentang siswa. Alat ini boleh dipertimbnagkan secara individual atau secara group.[1]
II.                ALAT UKUR EVALUASI DIRI
Beberapa alat ukur yang hendak di uraikan dalam bab ini adalah termasuk alat ukur non test, seperti skala rating, bentuk laporan, dan sosiometrik. Alat ukur non test ini sangat berguna, terutama pada evaluasi hasil belajar yang berkaitan erat dengan kualitas pribadi, dan keterampilan yang hanya tepat dievaluasi melalui penampilan sebagi efek penguasaan domain keterampilan. Alat ukur non test ini juga tepat unutk menilai kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan penelitian atau bentuk proyek lain yang dilakukan dalam kaitannya dengan manajemen lembaga pendidikan. Alat ukur ini seperti alat ukur lainnya, disamping dapat menghasilkan nilai atau sekor, juga dapat dipergunakan unutk mengevaluasi pengetahuan dalam bentuk, 1. Produksi, 2. Kualitas personal yang mencakup nilai, dan 3. Sikap yang dihasilkan sebagai keterkaitan antara kedua unsur di atas.[2]
Alat ukur rating, menurut Fremeen (1962) dan Grundlund & Linn (1985) dibedakan menjadi dua, yaitu skala rating dengan cara:[3]
1.      Numeric atau scoring
2.      Rating.
1.      Model Skoring
Alat ukur jenis ini, pada umumnya digunakan oleh para guru atau para evaluator unutk mengevaluasi siswa dengan model titik, tingkat, atau pada skala dengan acuan langsung. Para siswa, dalam hal ini tidak dibandingkan dengan siswa lain dikelasnya dalam mendapatkan hasil penilaian terhadap mereka.
Gambar skala rating dengan dengan model skor dapat dilihat dibawah ini, yakni model scoring siswa dalam berpidato.
Penampilan dalam berpidato
(1)    (2)  (3)  (4)  (5)
Keterangan
(1)   = sangat tidak memuaskan
(2)   = tidak memuaskan
(3)   = sesuai standar
(4)   = memuaskan
(5)   = sangat memuaskan
2.      Model Rating
Rating scale sebgai salah satu teknik pengukuran kepribadian merupakan alat untuk memperoleh dugaan tau perkiraan mengenai tingkat sifat prilaku yang tampak dan tidak dapat diukur oleh alat test objektif.
 Dalam skala tingkatan, beberapa sifat kelakuan individu yang akan diskalakan atau diukur, disusun secara bertingkat, masing-masing tingkatan diberi skor tertentu sekara hirarkis sesuai dengan berat ringannya sifatt kelakuan itu. Salah satu contoh penggunaan skala tingkatandipraktekkan dalam mengukur tingkat kecermatan pekerjaan juru ketik.
Contoh ukuran terdiri atas 5 sekala tingkatan yang diletakkan pada suatu grafik, sebagai berikut:
Skala ke-1: tidak ada kesalahan
Skala ke-2: sangat cermat
Skala ke-3: ada beberapa kesalahan
Skala ke-4: kurang cermat
Skala ke-5: banyak kesalahan
Skala ke:
               1                         2                         3                       4                        5
   Tidak ada kesalahan     sangat cermat       ada beberapa kesalahan  kurang cermat          banyak kesalahan

Dari kiri ke kanan, tingkat bobot sifat yang diskalakan berurutan secara gradual. Pada contoh diatas setiap skala dibobot nilainya, misalnya untuk:[4]
Skala ke-1: bobotnya 5
Skala ke-2: bobotnya 4
Skala ke-3: bobotnya 3
Skala ke-4: bobotnya 2
Skala ke-5: bobotnya 1
Jika seorang juru ketik bekerja tanpa kesalahan maka ia mendapat bobot nilai 5. Apabila membuat beberapa kesalahan maka bobot nilainya 4. Dan seterusnya. Jadi dalam mengerjakan tugas seseorang dapat dinilai sikapnya. Dalam hal ini penilaian sifatnya kualitatif yang dikuantitatifkan dengan bobotnya.
Skala tingkatan tidak sama dengan skala sikap. Hal yang terahir adalah pembobotan pada alternative-alternatif jawaban kuesioner yang dikategorikan dari yang agresif sampai yang lunak atau submisif. Dengan pembobotan sedemikian rupa maka sikap yang satu dengan sikap yang lain betul-betul dapat dibedakan secara cermat.[5]
A.    Alat Ukur Skala Rating
1.      Daftar lis (Chek List)
Daftar Lis adalah salah satu alat evaluasi yang termasuk yang termasuk alat ukur rating. Alat ini banyak digunakan oleh para guru karena dua alasan, yaitu alat ini paling sederhana cara pembuatannya, selain itu penggunaanya juga mudah sehingga dengan sedikit mendapat training guru sudah bias menggunakannya. Secara definitive daftar lis adalah satu set daftar karakteristik atau criteria yang memerlukan jawaban sederhan, misalnya dengan tanda (√) apabila setiap item dalam daftar telah terpenuhi.
Contoh:
Tujuan             : menunjukkan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika.
Arahan             : berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan kenyataan dikelas.
No
Keterampilan matematika untuk tingkat dasar
Ada
Tidak
1.
Mengidentifikasi nilai pecahan


2.
Membedakan antara pembilang dan penyebut


3.
Menjumlahkan dua bilangan pecahan atau lebih


4.
Mengurangi dua bilangan pecahan atau lebih


5.
Menyamakan nilai pecahan ke dalam bentuk decimal



Beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh para guru:
a.       Daftar lis tidak langsung memberikan skor.
b.      Daftar lis hanya memberi informasi evaluasi yang dangkal. Realibilitasnya masih dipertanyakan, ketepatan daftar lis pad dasarnya tergantung pada tingkat intensif karakteristik tersebut direncanakan dalam mengevaluasi kualitas diri siswa.
c.       Daftar lis hanya tepat untuk mengevaluasi mutu pribadi, proses, dan produk.
d.      Tidak terlalu memperhatikan kebenaran siswa dalam mengisi soal yang ada.
2.      Kartu-kartu Skor
Janis alat ukur ini masih tergolong dalam alat ukur non test. Alat ini muncul untuk penilaian kegiatan yang berkaitan baik dengan proses belajar dan mengajar maupun produksi yang diajarkan oleh guru selama satu semester.[6]
Contoh:
No
Komponen
Criteria
Skor baku
Skor yang dicapai
1.
Judul
Maksimal 15 kata
5

2.
Pendahuluan
Masalah penelitian nyata
10

3.
Rumusan dan pemecahan maslah
Rumasan masalah dalam bentuk pernyataan
15

4.
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah
5

5.
Manfaat penelitain
Jelas hasilnya
5

6.
Kajian pustaka
Antara konsep, teori, dan permasalahannya memiliki relevansi
15

7.
Prosedur penelitian
Subjek, tempat, dan waktu penelitian jelas
20

8.
Hasil penelitian
Bermanfaat bagi masyarakat, pengetahuan, dan lembaga
20

9.
Lain-lain
Jadwal penelitian dan daftar kepustakaan yang relevan
5

Jumlah
100


B.     Bentuk-Bentuk Laporan
Para siswa sekolah menengah dan mahasiswa tidak jarang mendapat tugas kegiatan lapangan kerja proyek. Kegiatan lapangan dan kerja proyek tersebut pelaksanaannya sebagian besar diluar sekolah atau kampus dengan diawasi para instruktur yang ditunjuk. Dan prsktik kerjs lapangan ini biasanya memerlukan laporan atas hasil kerja tersebut. Laporan praktik kerja itu menjadi salah satu dasar autentik yang merefleksikan apa yng telah dikerjakan. Agar dapat mengevaluasi hasil laporan yang dibuat oleh para siswa, sorang guru perlu memahami beberpa prinsip evaluasi yang berkaitan erat dengan kegiatan lapangan dan kerja proyek tersebut.
Ada tiga macam teknik evaluasi yang sering digunakan untuk menilai bentuk-bentuk laporan kerja proyek.
1.      Laporan Proyek
Ada beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan sebuah penilaian laporan. Yaitu:
a.       Sistematik laporan
b.      Kelengkapan
c.       Tata tulis laporan
Disamping itu pada butir B berisi
1)      Keahlian yang diperoleh selama praktik industry atau kerja lapangan.
2)      Subtansi laporan.
Contoh: [7]
Nama industry             :
Alamat industry          :
Nama siswa                 :
Lama praktik               :
No
Komponen
Penilaian
Keterangan
100-80
79-66
65-56
55-40
1
a.       Sistematika laporan
b.      Kelengkapan laporan
c.       Tata tulis





2
a.       Keahlian yang diperoleh
b.      Subtansi laporan






Nilai Ujian





Catatan: butir 1 mempunyai bobot 40%
  Butir 2 mempunyai bobot 60%
Kesimpulan nilai laporan dan ujian:………………………
2.      Laporan Kegiatan dan buku harian atau Log
Laporan kegiatan digunakan untuk menilai tugas khusus yang dapat dikerjakan dirumah, disekolah atau dimasyarakat yang menjadi tugas para siswa, sedangkan Log atau buku harian merupakan catatan harian yang dilakukan secara kontinou yang mungkin dicatat dalam priode waktu tertentu. Kedua tipe alat ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kegiatan siswa, dan keduanya adalah alat ukur yang pelaksanaanny amemerlukan penuangan idea tau reaksi siswa sesuai denga apa yang telah mereka lakukan selama mendapat tugas dari guru.
Contoh laporan kegiatan.
Tujuan : mengevaluasi penggunaan waktu praktik memasak siswa SMK
Arahan :daftar secara berurutan kegiatn yang telah dikerjakan selama satu hari.
No
Kegiatan yang dikerjakan
Waktu persiapan
Waktu memasak
Waktu dihidangkan
Waktu membersihkan
1
2
3
4
5






3.      Evaluasi Menggunakan Wawancara
Wawancara adalah interaksi pribadi antara pewawancara (guru) dengan yang diwawancarai (siswa).[8]
Dalam wawancara ada persyaratan penting yang perlu diperhatikan:
a.       Adanya interaksi dan tatap muka antara guru dan siswa
b.      Ada percakapan verbal diantara mereka
c.       Memiliki tujuan tertentu
4.      Evaluasi dengan Kuesioner
Wawancara dan kuesioner memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut. Untuk dapat melakukan wawancara dengan baik, pewawancara harus memerlukan alat yang disebut kuesioner, minimal dengan model pertanyaan fixed ended .
Contoh evaluasi menggunakan kuesioner
Tujuan             : Mengidentifikasi latar belakang siswa kelas III.
                                     kuesioner tentang keluarga
Arahan             : lengkapi setiap pertanyaan tentnag keluarga anda, jawaban ana akan                       disimpan secara rahasia.
1.      Siapakah nama anda?
2.      Dengan siapa anda tinggal?
3.      Siapakah nama ayah anda?
4.      Siapakah nama ibu anda?
5.      Apakah kedua orang tua anda masih bersama anada?
6.      Apakah pendidikan ayah anda?
7.      Apakah pendidikan ibu anda?
5.        Evaluasi dengan Porto Folio
Portofolio sudah banyak digunakan oleh para guru maupun pengguna lain, misalnya arsitek, artis, tim penilai akreditasi, dan sebagainya. Porto folio dapat menggambarkan mutu kiberja meraka atau siswa yang sedang dievaluasi. Dibidang penddidikan, portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa. Secar definitive portofolio menurut jhonson (2002) yaitu: pengumpulan data secar terorganisir yang dilakukan dalam priode waktu tertentu atas siswa atau perkembangan program kelompok mahasiswa, pencapaian, keterampilan, atau sikap.
Portofolio dapat berupa sekumpulan file yang terdiri atas topic pilihan tigas atau pekerjaan yang telah dan akan diselesaikan siswa dalam satu semester, satu tahun atau sejak masuk sampai selesai menjadi siswa atau mahasiswa.[9]



[1] H.M. sukardi, evaluasi pendidikan prinsip & operasionalnya, bumi aksara, Jakarta. Hal 11-12.
[2] Ibid, hal 169-170
[3] Ibid, hal 170.
[4] Edy Soewardi Kartawidjaja, Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar, sinar baru, Bandung. Hal. 154-155
[5] Ibid.
[6] Op.cit sukardi, hal 179-181.
[7] Ibid, 184.
[8] Ibid. hal 187.
[9] Ibid. hal. 187-192.

0 comments:

Post a Comment