BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi
merupakan hal yang sangat penting didalam dunia pendidikan, yang mana da
beberapa macam evaluasi. Pada makalah ini akan difokuskan pada pembahasan
penilaian atau pengukuran yang orientasinya pada evaluasi diri, dimana pada
kesempatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atas dasar
relevansi dan kecocokan pertimbangan mereka. Disamping itu, pada sub bagian ini
juga dibahas alat ukur yang masih tergolong alat ukur non test, yaitu alat ukur
bentuk-bentuk laporan, alat ukur dengan menggunakan wawancara, kuesioner, dan
portofolio. Pada alat ukur non test ini pada prinsipnya adalah pemberian
jawaban atas dasar relevansi dan bentuk laporan yang berasal dari pendapat
pribadi siswa setelah mereka mengerjakan tugas yang diberikan.
I.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja metode-metode evaluasi?
2.
Apa sajakah alat ukur evaluasi diri?
II.
Tujuan
1.
Mengetahui metode-metode evaluasi
2.
Mengetahui alat ukur evaluasi diri
BAB II
PEMBAHASAN
I.
METODE EVALUASI
Pada
situasi kelas yang sebenarnya, di mana
seorang guru misalnya memilki 24 siswa atau lebih, perlu melakukan
evaluasi dengan cara yng baik. Untuk mencapai tujuan itu ia perlu menguasi
macam-macam metode untuk melakukan evaluasi yang relavan. Secara garis besar,
metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bentuk,yaitu tes
dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes biasa direalisasikan dengan
tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk memperoleh data, baik data
kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertullis juga dapata dubedakan menjadi
dua,yaitu tes objektif dan tes esai.tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan
data kuantitatif pengatahuan secara kompreshinf dan fakta penggunaanya.
Disamping itu, tes tertulis juga dapat digunakan untuk menganilsis dan
mensinteksiskan informasi tentang siswa.
Tes objektif pada umumnya disebut
juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali dan mengenali
materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item pertanayaan
mengahafal ynag diantaranay sebagai jawaban bebas,melengkapi, dan identitas
(cross 1973 : 19). Pertanyaan pengenalan ( recognition question ) dibedakan
menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah,pilihan ganda, dan
menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat
dibedakan menjadi kedalam dua jawaban
berbeda, yaitu jawaban tertabas dan jawaban luas.evalausi yang dibaut denagan
menggnunakn pertanyaan esai biasanya digunakan untuk
menerangkan,mengontraskan,menunjukkan hubungan,memberikan pembuktian,
menganalisis perbedaan,menarik kesimpulan, dan menggeneralisai pengetehaun
peserta didik.
Bentuk kedua suatu evaluasi adalah
alat nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaulsi penamppilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Ketetapan alat nontes perlu
diperhatikan oleh para guru, karena sering kali dalam penggunaan evaluasi
memrlukan pertimbangan subjektivitas yang dapt menghasilkan peniliain yang
mungkin bervariasi diantara dua orang guru. Alat nontes kadang ada yang
menggunakan pengukauran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan penguukuran,
sebagai contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio visual, dan teknik sosio
metri.
Alat
observasi ini dapat berupa ceklis, skala rating, beberapa kartu skor,. Dengan
menggunakan alat observasi, seorang guru dapat mngevaluasi penampilan siswa
yang baru melakukan kegiatan terncana, seperti kerja laboratorium, kebiasaan,
demonstrasi, tingkah laku kelas, dan asumsi pertangggung jawaban. Alat non test juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hasil kegiatan belajar yang dibuat disekolah maupun dirumah. Alat
observasi dapat digunakan unutk mengevaluasi tingkah laku seperti sikap,
apresiasi, interaksi sosial, dan nilai keputusan. Guru dan sisiwa
mendapatkannya dalam evaluasi tingkah laku pribadi.
Bentuk
laporan antara lain, laporan, catatan harian, angket, dan otobiografi. Alat-alat ini
digunakan oleh para siswa yng mengerjakan evaluasi sendri, sebagai bentuk evaluasi
mereka. Guru juga sering menggunakan bentuk laporan untuk mngevaluasi
masing-masing penampilan atau belajar yang efektif. Tergantung pada tujuan
format laporan.
Alat
evaluasi lain yang termasuk non
test
adalah angket atau kuesioner. Angket banyak digunakan dalm proses penelitian
guna mengeksplorasi informasi atas dasar
pilihan siswa dalam bidang evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan
kondisi tertentu dan fakta tentang siswa. Alat ini boleh dipertimbnagkan secara
individual atau secara group.[1]
II.
ALAT UKUR EVALUASI DIRI
Beberapa
alat ukur yang hendak di uraikan dalam bab ini adalah termasuk alat ukur non
test, seperti skala rating, bentuk laporan, dan sosiometrik. Alat ukur non test
ini sangat berguna, terutama pada evaluasi hasil belajar yang berkaitan erat
dengan kualitas pribadi, dan keterampilan yang hanya tepat dievaluasi melalui
penampilan sebagi efek penguasaan domain keterampilan. Alat ukur non test ini
juga tepat unutk menilai kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan penelitian
atau bentuk proyek lain yang dilakukan dalam kaitannya dengan manajemen lembaga
pendidikan. Alat ukur ini seperti alat ukur lainnya, disamping dapat
menghasilkan nilai atau sekor, juga dapat dipergunakan unutk mengevaluasi
pengetahuan dalam bentuk, 1. Produksi, 2. Kualitas personal yang mencakup
nilai, dan 3. Sikap yang dihasilkan sebagai keterkaitan antara kedua unsur di
atas.[2]
Alat
ukur rating, menurut Fremeen (1962) dan Grundlund & Linn (1985) dibedakan
menjadi dua, yaitu skala rating dengan cara:[3]
1. Numeric atau scoring
2.
Rating.
1.
Model Skoring
Alat
ukur jenis ini, pada umumnya digunakan oleh para guru atau para evaluator unutk
mengevaluasi siswa dengan model titik, tingkat, atau pada skala dengan acuan
langsung. Para siswa, dalam hal ini tidak dibandingkan dengan siswa lain
dikelasnya dalam mendapatkan hasil penilaian terhadap mereka.
Gambar
skala rating dengan dengan model skor dapat dilihat dibawah ini, yakni model
scoring siswa dalam berpidato.
Penampilan
dalam berpidato
|
(1)
(2) (3)
(4) (5)
|
Keterangan
(1) = sangat tidak memuaskan
(2) = tidak memuaskan
(3) = sesuai standar
(4) = memuaskan
(5)
= sangat memuaskan
2.
Model Rating
Rating
scale sebgai salah satu teknik pengukuran kepribadian merupakan alat untuk
memperoleh dugaan tau perkiraan mengenai tingkat sifat prilaku yang tampak dan
tidak dapat diukur oleh alat test objektif.
Dalam skala tingkatan, beberapa sifat kelakuan
individu yang akan diskalakan atau diukur, disusun secara bertingkat,
masing-masing tingkatan diberi skor tertentu sekara hirarkis sesuai dengan
berat ringannya sifatt kelakuan itu. Salah satu contoh penggunaan skala
tingkatandipraktekkan dalam mengukur tingkat kecermatan pekerjaan juru ketik.
Contoh
ukuran terdiri atas 5 sekala tingkatan yang diletakkan pada suatu grafik,
sebagai berikut:
Skala ke-1: tidak ada kesalahan
Skala ke-2: sangat cermat
Skala ke-3: ada beberapa kesalahan
Skala ke-4: kurang cermat
Skala ke-5: banyak kesalahan
Skala ke:







Tidak ada kesalahan sangat cermat ada beberapa kesalahan kurang
cermat banyak kesalahan
Dari kiri ke kanan, tingkat bobot sifat yang
diskalakan berurutan secara gradual. Pada contoh diatas setiap skala dibobot
nilainya, misalnya untuk:[4]
Skala ke-1: bobotnya 5
Skala ke-2: bobotnya 4
Skala ke-3: bobotnya 3
Skala ke-4: bobotnya 2
Skala
ke-5: bobotnya 1
Jika
seorang juru ketik bekerja tanpa kesalahan maka ia mendapat bobot nilai 5.
Apabila membuat beberapa kesalahan maka bobot nilainya 4. Dan seterusnya. Jadi
dalam mengerjakan tugas seseorang dapat dinilai sikapnya. Dalam hal ini
penilaian sifatnya kualitatif yang dikuantitatifkan dengan bobotnya.
Skala
tingkatan tidak sama dengan skala sikap. Hal yang terahir adalah pembobotan
pada alternative-alternatif jawaban kuesioner yang dikategorikan dari yang
agresif sampai yang lunak atau submisif. Dengan pembobotan sedemikian rupa maka
sikap yang satu dengan sikap yang lain betul-betul dapat dibedakan secara
cermat.[5]
A.
Alat Ukur Skala Rating
1.
Daftar lis (Chek List)
Daftar
Lis adalah salah satu alat evaluasi yang termasuk yang termasuk alat ukur
rating. Alat ini banyak digunakan oleh para guru karena dua alasan, yaitu alat
ini paling sederhana cara pembuatannya, selain itu penggunaanya juga mudah
sehingga dengan sedikit mendapat training guru sudah bias menggunakannya.
Secara definitive daftar lis adalah satu set daftar karakteristik atau criteria
yang memerlukan jawaban sederhan, misalnya dengan tanda (√) apabila setiap item
dalam daftar telah terpenuhi.
Contoh:
Tujuan
: menunjukkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran matematika.
Arahan : berilah tanda (√) pada kolom yang
sesuai dengan kenyataan dikelas.
No
|
Keterampilan matematika untuk tingkat dasar
|
Ada
|
Tidak
|
1.
|
Mengidentifikasi nilai pecahan
|
||
2.
|
Membedakan antara pembilang dan penyebut
|
||
3.
|
Menjumlahkan dua bilangan pecahan atau lebih
|
||
4.
|
Mengurangi dua bilangan pecahan atau lebih
|
||
5.
|
Menyamakan nilai pecahan ke dalam bentuk decimal
|
Beberapa
kekurangan yang perlu diperhatikan oleh para guru:
a.
Daftar lis tidak langsung memberikan skor.
b.
Daftar lis hanya memberi informasi evaluasi yang dangkal.
Realibilitasnya masih dipertanyakan, ketepatan daftar lis pad dasarnya
tergantung pada tingkat intensif karakteristik tersebut direncanakan dalam
mengevaluasi kualitas diri siswa.
c.
Daftar lis hanya tepat untuk mengevaluasi mutu pribadi, proses, dan
produk.
d.
Tidak terlalu memperhatikan kebenaran siswa dalam mengisi soal yang ada.
2.
Kartu-kartu Skor
Janis
alat ukur ini masih tergolong dalam alat ukur non test. Alat ini muncul untuk
penilaian kegiatan yang berkaitan baik dengan proses belajar dan mengajar
maupun produksi yang diajarkan oleh guru selama satu semester.[6]
Contoh:
No
|
Komponen
|
Criteria
|
Skor baku
|
Skor yang dicapai
|
1.
|
Judul
|
Maksimal 15 kata
|
5
|
|
2.
|
Pendahuluan
|
Masalah penelitian nyata
|
10
|
|
3.
|
Rumusan dan pemecahan maslah
|
Rumasan masalah dalam bentuk pernyataan
|
15
|
|
4.
|
Tujuan
|
Sesuai dengan rumusan masalah
|
5
|
|
5.
|
Manfaat penelitain
|
Jelas hasilnya
|
5
|
|
6.
|
Kajian pustaka
|
Antara konsep, teori, dan permasalahannya memiliki
relevansi
|
15
|
|
7.
|
Prosedur penelitian
|
Subjek, tempat, dan waktu penelitian jelas
|
20
|
|
8.
|
Hasil penelitian
|
Bermanfaat bagi masyarakat, pengetahuan, dan lembaga
|
20
|
|
9.
|
Lain-lain
|
Jadwal penelitian dan daftar kepustakaan yang
relevan
|
5
|
|
Jumlah
|
100
|
B.
Bentuk-Bentuk Laporan
Para
siswa sekolah menengah dan mahasiswa tidak jarang mendapat tugas kegiatan
lapangan kerja proyek. Kegiatan lapangan dan kerja proyek tersebut
pelaksanaannya sebagian besar diluar sekolah atau kampus dengan diawasi para
instruktur yang ditunjuk. Dan prsktik kerjs lapangan ini biasanya memerlukan
laporan atas hasil kerja tersebut. Laporan praktik kerja itu menjadi salah satu
dasar autentik yang merefleksikan apa yng telah dikerjakan. Agar dapat
mengevaluasi hasil laporan yang dibuat oleh para siswa, sorang guru perlu
memahami beberpa prinsip evaluasi yang berkaitan erat dengan kegiatan lapangan
dan kerja proyek tersebut.
Ada
tiga macam teknik evaluasi yang sering digunakan untuk menilai bentuk-bentuk
laporan kerja proyek.
1.
Laporan Proyek
Ada
beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan sebuah
penilaian laporan. Yaitu:
a.
Sistematik laporan
b.
Kelengkapan
c.
Tata tulis laporan
Disamping
itu pada butir B berisi
1)
Keahlian yang diperoleh selama praktik industry atau kerja lapangan.
2)
Subtansi laporan.
Contoh:
[7]
Nama
industry :
Alamat
industry :
Nama
siswa :
Lama
praktik :
No
|
Komponen
|
Penilaian
|
Keterangan
|
|||
100-80
|
79-66
|
65-56
|
55-40
|
|||
1
|
a. Sistematika laporan
b. Kelengkapan laporan
c. Tata tulis
|
|||||
2
|
a. Keahlian yang diperoleh
b. Subtansi laporan
|
|||||
Nilai Ujian
|
Catatan: butir 1 mempunyai bobot 40%
Butir 2 mempunyai bobot 60%
Kesimpulan
nilai laporan dan ujian:………………………
2.
Laporan Kegiatan dan buku harian atau Log
Laporan
kegiatan digunakan untuk menilai tugas khusus yang dapat dikerjakan dirumah,
disekolah atau dimasyarakat yang menjadi tugas para siswa, sedangkan Log atau
buku harian merupakan catatan harian yang dilakukan secara kontinou yang
mungkin dicatat dalam priode waktu tertentu. Kedua tipe alat ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi kegiatan siswa, dan keduanya adalah alat ukur yang
pelaksanaanny amemerlukan penuangan idea tau reaksi siswa sesuai denga apa yang
telah mereka lakukan selama mendapat tugas dari guru.
Contoh
laporan kegiatan.
Tujuan : mengevaluasi penggunaan waktu praktik memasak
siswa SMK
Arahan
:daftar secara berurutan kegiatn yang telah dikerjakan selama satu hari.
No
|
Kegiatan yang dikerjakan
|
Waktu persiapan
|
Waktu memasak
|
Waktu dihidangkan
|
Waktu membersihkan
|
1
2
3
4
5
|
3.
Evaluasi Menggunakan Wawancara
Wawancara
adalah interaksi pribadi antara pewawancara (guru) dengan yang diwawancarai
(siswa).[8]
Dalam
wawancara ada persyaratan penting yang perlu diperhatikan:
a.
Adanya interaksi dan tatap muka antara guru dan siswa
b.
Ada percakapan verbal diantara mereka
c.
Memiliki tujuan tertentu
4.
Evaluasi dengan Kuesioner
Wawancara
dan kuesioner memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan tersebut dapat
ditunjukkan sebagai berikut. Untuk dapat melakukan wawancara dengan baik,
pewawancara harus memerlukan alat yang disebut kuesioner, minimal dengan model
pertanyaan fixed ended .
Contoh
evaluasi menggunakan kuesioner
Tujuan : Mengidentifikasi latar belakang
siswa kelas III.
kuesioner tentang keluarga
Arahan : lengkapi setiap pertanyaan
tentnag keluarga anda, jawaban ana akan disimpan secara rahasia.
1.
Siapakah nama anda?
2.
Dengan siapa anda tinggal?
3.
Siapakah nama ayah anda?
4.
Siapakah nama ibu anda?
5.
Apakah kedua orang tua anda masih bersama anada?
6.
Apakah pendidikan ayah anda?
7.
Apakah pendidikan ibu anda?
5.
Evaluasi dengan Porto Folio
Portofolio
sudah banyak digunakan oleh para guru maupun pengguna lain, misalnya arsitek,
artis, tim penilai akreditasi, dan sebagainya. Porto folio dapat menggambarkan
mutu kiberja meraka atau siswa yang sedang dievaluasi. Dibidang penddidikan,
portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa.
Secar definitive portofolio menurut jhonson (2002) yaitu: pengumpulan data
secar terorganisir yang dilakukan dalam priode waktu tertentu atas siswa atau
perkembangan program kelompok mahasiswa, pencapaian, keterampilan, atau sikap.
Portofolio
dapat berupa sekumpulan file yang terdiri atas topic pilihan tigas atau
pekerjaan yang telah dan akan diselesaikan siswa dalam satu semester, satu
tahun atau sejak masuk sampai selesai menjadi siswa atau mahasiswa.[9]
[4] Edy Soewardi
Kartawidjaja, Pengukuran dan Hasil Evaluasi Belajar, sinar baru,
Bandung. Hal. 154-155
0 comments:
Post a Comment