Friday, April 26, 2013

Variabel yang Berpengaruh Terharap Keberhasilan Sistem Pembelajaran

Terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya adalah:
1.   Faktor guru
Keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Dalam sistem pembelajaran guru bisa berperan sebagai perencana atau desainer pembelajaran, sebagai implementator  dan atau mungkin sebagai keduanya. Sebagai perencana guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun rencana dan desain pembelajaran.
Sedangkan dalam melaksanakan perannya sebagai implementator rencana dan desain pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.
Adapun mnurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas guru, yaitu:
a.    Teacher formative experience
Meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
b.   Teacher training experience
Meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktifitas dan latar pendidikan guru.
c.    Teacher properties
Segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru.
2.    Faktor siswa
Siswa adalah organism yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi:
a.                Aspek latar belakang siswa.
Yang menurut Dunkin disebut pupil formative experience, meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa, tingkat social ekonomi siswa dan lain sebagainya.
b.               Faktor sifat yang dimiliki siswa (pupil properties).
Meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap.
c.                Sikap dan penampilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Adakalanya ditemukan siswa yang sangat aktif (hyperkinetic) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu akan memengaruhi proses pembelajaran didalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
3.    Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya:
a.     Media pembelajaran,
b.    Alat-alat pelajaran,
c.     Perlengkapan sekolah dan lain sebagainya.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya:
a.     Jalan menuju sekolah,
b.    Penerangan sekolah,
c.     Kamar kecil dan lain sebagainya.
Adapun beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.
a.    Kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar.
b.    Kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar.
4.    Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran yaitu:
1.         Faktor organisasi kelas
Didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi proses pembelajaran. Organisasi yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Faktor iklim sosial-psikologis
Keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal dan eksternal.
Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Misalnya: iklim sosial antara siswa dengan siswa; antara siswa dengan guru; antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Sekolah yang memiliki hubungan yang baik secara intetnal akan berdampak pada motivasi belajar siswa.
Iklim sosial-psikologis secara eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar. Misalnya: hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya. Iklim ini akan menambah kelancaran progam-progam sekolah sehingga upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran akan mendapat dukungan dari pihak lain.

0 comments:

Post a Comment