Saturday, April 13, 2013

Isu-Isu Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Bahasa Arab mengalami kemajuan sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman sebagai mana  berkembangnya bahasa Arab di dunia sampai saat ini. Bahkan bahasa Arab mempunyai perhatian khusus dari para pakar yaitu ingin memasyarakatkan dan membudayakan bahasa Arab sebagai bahasa bertaraf internasional, oleh karenanya pemerintah menjadikan program pengajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang penting di lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam maupun pendidikan umum lainnya termasuk juga di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah.
            Madrasah Tsanawiyah merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. MTs yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun.
Kurikulum madrasah tsanawiyah sama dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan agama Islam, yaitu Fiqih, akidah, akhlak, Al Quran, Hadits, Bahasa Arab dan Sejarah Islam (Sejarah Kebudayaan Islam). Ada juga sekolah MTs unggulan yang mengedepankan bilingual 2 bahasa internasional yaitu, bahasa arab dan inggris. Namun hal ini sangat sedikit sekali terjadi karena mayoritas madrasah aliyah negeri maupun swasta di Indonesia masih berada di taraf Nasional. Hanya ada beberapa Madrasah saja yang bertaraf internasional dan bermutu tinggi. Akan tetapi bukan berarti bahwa sekolah yang bertaraf nasional memiliki kualitas yang rendah,semua sama mengacu pada satu kurikulum yang di tetapkan oleh kemetrian agama.
Dari wacana itulah penulis lalu berkeinginan mengetahui beberapa isu-isu terkini tentang pembelajaran bahasa Arab di MTs yang berkaitan dengan hal-hal baru tentang pembelajaran bahasa Arab dengan menitik beratkan fungsi guru bahasa Arab dalam menyikapi isu - isu yang berkaitan dengan sistem dan proses pembelajaran di MTs.

1.2. Rumusan Masalah
a.       Bagaimana kurikulum pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah?
b.      Apa saja isu kontemporer yang berkaitan dengan Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah?
1.3. Tujuan Pembahasan
a.       Mengetahui kurikulum pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
b.      Mengidentifikasi isu kontemporer yang berkaitan dengan Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
























BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  Tujuan tertentu ini meliputi Tujuan Pendidikan Nasional serta kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.  Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.[1]Kurikulum untuk bahasa Arab meliputi empat hal yakni meliputi tujuan,  materi, metode dan evaluasi.
2.1.1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Adapun Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak/istima’, berbicara/kalam, membaca/qira’ah, dan menulis/kitabah.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling berkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.
2.1.2. Metode Pembelajaran Bahasa Arab MTs
Upaya pembaharuan pengajaran bahasa Arab di Indonesia dalam skala yang lebih luas (setelah pembaharuan pada era tiga puluhan), dimulai pada awal tahun 70an dengan sponsor utama Departeman Agama RI dimulai dengan sebuah Penelitian Nasional oleh 12 IAIN di seluruh Indonesia (1971), workshop penyusunan silabus pengajaran bahasa Arab tingkat dasar, menengah, dan lanjut (1972), workshop penyususan pedoman pembuatan Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Untuk Penutur Indonesia, dan serangkaian penataran bagi guru bahasa Arab (1976). Dalam buku pedoman PBA versi Departemen Agama itu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.                Untuk tingkat dasar, digunakan pendekatan oral dan integrated sistem, dengan metode mimicry-memorization dan patern-practice.
2.                Untuk tingkat menengah, sama dengan tingkat dasar disamping pendekatan polisistemic.
3.                Untuk tingkat lanjut, digunakan metode langsung dan metode gramatika-terjemah.
Dari metode tersebut diatas metode yang dipakai untuk Madrasah Tsanawiyah yaitu sama dengan tingkat dasar disamping pendekatan polisistemic.[2]





2.1.3. Materi Pembelajaran Bahasa Arab MTs
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah meliputi tema-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang :
a.       Kelas VII meliputi :Perkenalan (1),perkenalan (2)peralatan sekolah,memperkenalkan keluarga, dikelas, dikantor, di perpustakaan, di rumah, di taman, perintah, alamat. Dengan rincian 11 tema @ 20 dan 220 kosakata
b.      kelas VIII meliputi: Jam berapa? Belajar bahasa Arab, kegiatan sehari-hari, pergi ke sekolah, bagaimana kita berwudlu, bagaimana kita sholat, kita belajar hitung, perpustakaan sekolah, sepak bola, profesi. Dengan rincian :10 tema @ 25 kosakata = 250 kosakata

c.       Kelas IX meliputi : Peringatan Maulid Nabi saw, puasa Ramadlon, Idul Fitri, acara perayaan, bulan-bulan Qomariyah, Pencipta alam, zakat, haji, sekolah kita. Dengan rincian:9 tema @ 25 dengan kosakata = 225kosakata[3]

2.1.4.      Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab MTs
a.       Tes obyektif
                        Tes ini dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (Short answer test), tes “ ya-tidak”, dan tes model baru (New type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
b.      Tes Subyektif
            Tes yang jawabannya dipengaruhi oleh dan bahkan tergantung pada kesan dan pendapat pribadi si penilai.Tes subyektif disebut juga tes esay, karena sesuia digunakan untuk hal-hal yang memerlukan penguraian pikiran, tidak semata-mata bersifat hafalan.
c.       Tes Formatif
Tes formatif merupakan tes yang diselenggarakan pada saat suatu program pengajaran bahasa sedang berlangsung.
d.      Tes Sumatif
Tes yang diselenggarakan pada akhir pengajaran bahasa.
2.2.  Isu-isu Kontemporer Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah
Adapun isu-isu kontemporer terkait Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah dari berbagai referensi yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut meliputi:
2.2.1. Kurikulum.
Problematika yang terkait dengan pengembangan kurikukulum bahasa Arab antara lain:
a.) Implementasi KBK belum genap dilaksanakan telah muncul kembali KTSP dengan prosedur yang lebih kompleks.
b.) Terkait dengan keterlibatan komponen pengembangan kurikulum dalam hal ini guru bahasa Arab, pada dasarnya guru sudah memahami tentang apa dan bagaimana KBK atau KTSP akantetapi pelaksanaan dilapangan guru masih bingung dengan konsep keduanya.
c.) Dalam implementasi kurikulum baru guru dituntut untuk lebih kreatif dan komunikatif dalam menemukan metode-metode yang dipakai dalam pembelajaran bahasa Arab,sedangkan keadaan guru belum siap dan ketergantungan terhadap kebiasaan lama.
d.) Tuntutan terhadap guru untuk mengembangkan kurikulum kedalam silabus yang disesuaikan dengan kalender akademik yang disepakati madrasah untuk melaksanakan evaluasi dan penilaian terhadap siswa. Terbentur dengan pemahaman guru akan implementasi konsep kurikulum baru yang masih minim.
e.) Kebijaksananan yang ada dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab terkait dengan subjek yang terlibat, yakni guru tidak dilibatkan dalam penyusunan, guru hanya dilibatkan dalam pengembangan saja. Padahal pada dasarnya gurulah yang mengetahui tentang fokus materi, serta karakteristik kurikulum yang diperlukan dan disesuaikan dengan keadaan dan pemahaman siswa. f.) Dalam pengembangan kurikulum yang diterapkan di MTs, guru dituntut untuk lebih kreatif, akantetapi dalam implementasinya guru masih menggunakan metode mengajar model lama dan masih kebergantungan dengan metode yang selama ini di pakai dalam proses pembelajaran.[4]

2.2.2. Kebahasaan.
a. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing memang tidak sedikit mulai persoalan linguistik (ilmu bahasa) sampai persoalan non linguistik.
a.        Faktor Linguistik.
Menurut Syakur (2010: 69-70) Permasalahan linguistik merupakan kesulitan yang dihadapi siswa ketika mempelajari unsur-unsur bahasa tujuan. Kesulitan itu muncul karena apa yang terdapat pada bahasa kedua agak berbeda dengan apa yang ada pada bahasa pertamanya, baik pada tataran bunyi, kata, struktur, arti, dan tulisan.
b.        Faktor Non Linguistik.
Diantara persoalan Non Linguistik yang sangat penting dan perlu diungkapkan adalah yang bersifat politis, psikologis, metodologis, kesemuanya akan dibahas sebagai berikut:
·           Posisi marjinal bahasa Arab
·           Rendahnya motivasi dan minat terhadap bahasa Arab
·           Permasalahan metodologis
b.       Alternatif Pemecahan Problematika Pengajaran Bahasa Arab
Berdasarkan faktor yang menimbulkan problematika dalam pengajaran bahasa Arab yang telah dipaparkan sebulumnya, maka bahasa Arab dengan sendirinya termasuk ke dalam salah satu bahasa yang sulit dipelajari dan dipahami maksudnya. Di samping itu juga bahasa Arab memiliki kekayaan dalam arti atau kekayaan lafadz, kadang-kadang satu lafadz mempunyai banyak arti, hal semacam ini menimbulkan kesukaran dalam mempelajari bahasa Arab. Sehingga pelajaran bahasa Arab tersebut belum mendapatkan hasil yang optimal.
Adapun alternatif pemecahan dalam mengatasi problematika tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Faktor Linguistik.
Untuk mengatasi kesulitan yang timbul karena perbedaan antara bahasa Arab dengan bahasa sehari-hari dalam sistem bunyi, perubahan bentuk kata yang bersifat sima’I (iriguler) struktur kalimat (I’rab) dan kosakata yang telah diuraikan di atas. Uno Hamzah (2007 : 94) menggolongkan beberapa poin yaitu:
·           Pertama. Perlu metode yang memberi perhatian yang besar pada latihan-latihan pola kalimat/kata secara intersif,
·           Kedua, Untuk mengatasi kesulitan yang menyangkut I’rab (struktur kalimat) hendaknya guru melatih mematikan huruf-huruf akhir kalimat.
·           Ketiga, Perlu penyederhanaan terutama dari segi nahwiyah yang selama ini mengesankan terlalu rumit.
·           Keempat, Guru memberikan Nahwu/Qawaid secara beransur-ansur atau secara insidentil.
·           Kelima, Perlu mempunyai penilaian tentang kosa kata yang tinggi frekuensinya yang terdapat dalam buku-buku agama.
·           Keenam, Memilih faktor kalimat Arab yang banyak dipakai (kalimat al-musta’malah).
b.    Faktor Non Linguistik.
Untuk mengatasi faktor ini sebaiknya guru membimbing siswa kearah pengenalan dan pengamalan di mana kegiatan belajar itu dapat berlangsung, memberikan kepada siswa itu kekuatan dan aktivitas serta memberikan kepadanya kewaspadaan yang memadai[5].
2.2.3. Media
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh tapi menurut terminologi kata media berasal dari bahasa latin "medium" yang artinya Perantara,  sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata wasaaila artinya Pengantar Pesan dari pengirim kepada penerima pesan.Berikut ini diantara ragam media yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah.
a. Media Gambar
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik.Sehingga dengan menggunakan gambar peseta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan intruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran.Karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik.[6]
b. Kartu Pelengkap
Bila dibandingkan dengan jenis media pembelajaran yang lain, kartu permainan memang cenderung membutuhkan ketelatenan guru dan pembuatnya, namun kartu permainan juga mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sarana penarik perhatian peserta didik, sarana komunikasi, serta sarana untuk membantu siswa dalam mengingat konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran bahasa Arab. Kartu permainan memiliki keunggulan tersendiri, guru dapat menggunakan set kartu yang sama untuk berbagai macam kegiatan bermain yang menyenangkan dan sekaligus membawa muatan konsep bahasa tertentu.
c. Games: Siapa Diadan Uji Pengetahuanmu
Permainan Siapa Dia bertujuan untuk melatih membaca dan bernalar.Adapun bentuk permainannya adalah guru manyiapkan dua macam kartu pertama, bertuliskan jenis profesi, misalnya Mudarrisun (guru), Thabiibun (dokter), Qaadhi (hakim), dan lain-lain. Kedua, bertuliskan nama tempat kerja sesuai dengan jenis profesi tersebut, misalnya, Madrasatun (sekolah), Mustasyfaa (rumah sakit), Mahkamatun (pengadilan). [7]
Uji Pengetahuanini dilakukan untuk menguji wawasan siswa setelah mereka membaca.Adapun caranya adalah guru memberi soal teka-teki dalam bentuk tertulis dengan bentuk yang lucu dan kritis kemudian siswa menjawabnya. Atau guru menuliskan pertanyaan pada kartu dengan 10 pertanyaan dan jawabannya ada pada kartu lain.[8]
Selain tiga media diatas, juga terdapat banyak media-media lain yang bisa dimanfaatkan dalam mengefektifkan pembelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah. Media tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa masing-masing madrasah, serta butuh kekreatifan guru untuk memanfaatkan media yang ada di sekitarnya.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Komponen-komponen dalam kurikulum pembelajaran bahasa Arab antara lain:
a.         Tujuan dari pembelajaran bahasa Arab itu sendiri yaitu agar para siswa berkembang dalam hal kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
b.         Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab berupa teme-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana.
c.         Metode pembelajaran di MTs.
d.        Evaluasi pembelajaran bahasa Arab di MTs yang berupa tes tertulis dan tes lisan.
2. Isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab di MTs diantaranya:
a.   Kurikulum, seperti belum sempurnanya implementasi KBK kemudian dirubah menjadi KTSP dengan prosedur yang lebih kompleks, dan lain lain
b.  Kebahasaan, menyangkut beberapa problematika beserta alternatif pemecahannya yang tersusun dari faktor linguistik dan non linguistik
c. Media, seperyi halnya media, kartu pelengkap dan games-games lain













DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Imam. Aneka Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab.2009. Surabaya: Hilal Pustaka

Effendi, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.2004. Malang: Misykat.

Rohani, Ahmad. Media Intruksional Edukatif. 1997. Jakarta: Rineka Cipta

Sirajuddin, Heppi. Jurnal Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pada Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren di Kaballangan Kab. Pinrang. Mei 2012

Wahab, Abdul. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press


sastra.um.ac.id/.../Penyelarasan-Materi-dan-Model-RPP-Bahasa arab




[2]Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm 26
[3]sastra.um.ac.id/.../Penyelarasan-Materi-dan-Model-RPP-Bahasa arab. 10 Desember 2012 pukul 21.35
[5] Heppi Sirajuddin, Jurnal Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pada Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren di Kaballangan Kab. Pinrang. Mei 2012. halaman 4 - 5
[6]Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, hlm. 76
[7] Imam asrori, Aneka Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab, hlm 78
[8]Abdul Wahab Roshidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, hlm 93

0 comments:

Post a Comment