BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
Arab mengalami kemajuan sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman
sebagai mana berkembangnya bahasa Arab
di dunia sampai saat ini. Bahkan bahasa Arab mempunyai perhatian khusus dari
para pakar yaitu ingin memasyarakatkan dan membudayakan bahasa Arab sebagai
bahasa bertaraf internasional, oleh karenanya pemerintah menjadikan program
pengajaran bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang penting di lembaga
pendidikan yang berciri khas agama Islam maupun pendidikan umum lainnya
termasuk juga di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah.
Madrasah
Tsanawiyah merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara
dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. MTs yang pengelolaannya dilakukan oleh
Kementerian Agama ditempuh dalam kurun waktu 3 tahun.
Kurikulum madrasah tsanawiyah sama dengan kurikulum
sekolah menengah atas, hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak muatan
pendidikan agama Islam, yaitu Fiqih, akidah, akhlak, Al Quran, Hadits, Bahasa
Arab dan Sejarah Islam (Sejarah Kebudayaan Islam). Ada
juga sekolah MTs
unggulan yang mengedepankan bilingual 2 bahasa internasional yaitu, bahasa arab
dan inggris. Namun hal ini sangat sedikit sekali terjadi karena mayoritas
madrasah aliyah negeri maupun swasta di Indonesia masih berada di taraf
Nasional. Hanya ada beberapa Madrasah saja yang bertaraf internasional dan
bermutu tinggi. Akan tetapi bukan berarti bahwa sekolah yang bertaraf nasional
memiliki kualitas yang rendah,semua sama mengacu pada satu kurikulum yang di
tetapkan oleh kemetrian agama.
Dari wacana itulah penulis lalu berkeinginan mengetahui beberapa
isu-isu terkini tentang pembelajaran bahasa Arab di MTs yang berkaitan dengan hal-hal
baru tentang pembelajaran bahasa Arab dengan menitik beratkan fungsi guru
bahasa Arab dalam menyikapi isu - isu yang berkaitan dengan sistem dan proses
pembelajaran di MTs.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana
kurikulum pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah?
b. Apa
saja isu kontemporer yang berkaitan dengan Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah?
1.3. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui
kurikulum pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
b. Mengidentifikasi
isu kontemporer yang berkaitan dengan Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kurikulum
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi Tujuan
Pendidikan Nasional serta kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.[1]Kurikulum
untuk bahasa Arab meliputi empat hal yakni meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi.
2.1.1. Tujuan
Pembelajaran Bahasa Arab
Mata
pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab
serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu
memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits, serta kitab-kitab
berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. Adapun Mata
pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan
berbahasa, yakni menyimak/istima’, berbicara/kalam, membaca/qira’ah,
dan menulis/kitabah.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama
belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang
saling berkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.
Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan
melibatkan diri dalam keragaman budaya.
2.1.2.
Metode Pembelajaran Bahasa Arab MTs
Upaya
pembaharuan pengajaran bahasa Arab di Indonesia dalam skala yang lebih luas
(setelah pembaharuan pada era tiga puluhan), dimulai pada awal tahun 70an
dengan sponsor utama Departeman Agama RI dimulai dengan sebuah Penelitian
Nasional oleh 12 IAIN di seluruh Indonesia (1971), workshop penyusunan silabus
pengajaran bahasa Arab tingkat dasar, menengah, dan lanjut (1972), workshop
penyususan pedoman pembuatan Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Untuk Penutur
Indonesia, dan serangkaian penataran bagi guru bahasa Arab (1976). Dalam buku pedoman PBA versi Departemen Agama itu
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Untuk tingkat
dasar, digunakan pendekatan oral dan integrated sistem, dengan
metode mimicry-memorization dan patern-practice.
2.
Untuk tingkat
menengah, sama dengan tingkat dasar disamping pendekatan polisistemic.
3.
Untuk tingkat
lanjut, digunakan metode langsung dan metode gramatika-terjemah.
Dari metode tersebut
diatas metode yang dipakai untuk Madrasah Tsanawiyah yaitu sama dengan tingkat
dasar disamping pendekatan polisistemic.[2]
2.1.3. Materi
Pembelajaran Bahasa Arab MTs
Ruang
lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah meliputi tema-tema yang
berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang
:
a.
Kelas VII meliputi :Perkenalan
(1),perkenalan (2)peralatan sekolah,memperkenalkan keluarga, dikelas, dikantor, di perpustakaan,
di rumah, di taman, perintah, alamat.
Dengan rincian 11 tema @ 20 dan 220 kosakata
b.
kelas VIII meliputi: Jam berapa? Belajar bahasa Arab, kegiatan sehari-hari,
pergi ke sekolah, bagaimana kita berwudlu, bagaimana kita sholat, kita belajar
hitung, perpustakaan sekolah, sepak bola, profesi. Dengan rincian :10 tema @ 25
kosakata = 250 kosakata
c.
Kelas IX meliputi : Peringatan
Maulid Nabi saw, puasa Ramadlon, Idul Fitri, acara perayaan, bulan-bulan
Qomariyah, Pencipta alam, zakat, haji, sekolah kita. Dengan rincian:9 tema @ 25 dengan kosakata = 225kosakata[3]
2.1.4.
Evaluasi
Pembelajaran Bahasa Arab MTs
a. Tes
obyektif
Tes
ini dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (Short answer test), tes “
ya-tidak”, dan tes model baru (New type test), adalah salah satu jenis tes
hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab
oleh testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan
menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu
pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item
yang bersangkutan.
b.
Tes Subyektif
Tes yang jawabannya dipengaruhi oleh
dan bahkan tergantung pada kesan dan pendapat pribadi si penilai.Tes subyektif
disebut juga tes esay, karena sesuia digunakan untuk hal-hal yang memerlukan
penguraian pikiran, tidak semata-mata bersifat hafalan.
c.
Tes Formatif
Tes
formatif merupakan tes yang diselenggarakan pada saat suatu program pengajaran
bahasa sedang berlangsung.
d.
Tes Sumatif
Tes
yang diselenggarakan pada akhir pengajaran bahasa.
2.2. Isu-isu Kontemporer Pembelajaran Bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah
Adapun
isu-isu kontemporer terkait Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah
dari berbagai referensi yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut meliputi:
2.2.1. Kurikulum.
Problematika yang terkait dengan
pengembangan kurikukulum bahasa Arab antara lain:
a.) Implementasi KBK belum genap dilaksanakan telah muncul
kembali KTSP dengan prosedur yang lebih kompleks.
b.)
Terkait dengan keterlibatan komponen pengembangan kurikulum dalam hal ini guru
bahasa Arab, pada dasarnya guru sudah memahami tentang apa dan bagaimana KBK
atau KTSP akantetapi pelaksanaan dilapangan guru masih bingung dengan konsep
keduanya.
c.)
Dalam implementasi kurikulum baru guru dituntut untuk lebih kreatif dan
komunikatif dalam menemukan metode-metode yang dipakai dalam pembelajaran
bahasa Arab,sedangkan keadaan guru belum siap dan ketergantungan terhadap
kebiasaan lama.
d.)
Tuntutan terhadap guru untuk mengembangkan kurikulum kedalam silabus yang
disesuaikan dengan kalender akademik yang disepakati madrasah untuk
melaksanakan evaluasi dan penilaian terhadap siswa. Terbentur dengan pemahaman
guru akan implementasi konsep kurikulum baru yang masih minim.
e.)
Kebijaksananan yang ada dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab terkait dengan
subjek yang terlibat, yakni guru tidak dilibatkan dalam penyusunan, guru hanya
dilibatkan dalam pengembangan saja. Padahal pada dasarnya gurulah yang
mengetahui tentang fokus materi, serta karakteristik kurikulum yang diperlukan
dan disesuaikan dengan keadaan dan pemahaman siswa. f.) Dalam pengembangan kurikulum
yang diterapkan di MTs, guru dituntut untuk lebih kreatif, akantetapi dalam
implementasinya guru masih menggunakan metode mengajar model lama dan masih
kebergantungan dengan metode yang selama ini di pakai dalam proses
pembelajaran.[4]
2.2.2. Kebahasaan.
a. Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab
Problematika pengajaran bahasa Arab
sebagai bahasa asing memang tidak sedikit mulai persoalan linguistik (ilmu
bahasa) sampai persoalan non linguistik.
a.
Faktor
Linguistik.
Menurut Syakur (2010: 69-70) Permasalahan
linguistik merupakan kesulitan yang dihadapi siswa ketika mempelajari
unsur-unsur bahasa tujuan. Kesulitan itu muncul karena apa yang terdapat pada bahasa kedua agak
berbeda dengan apa yang ada pada bahasa pertamanya, baik pada tataran bunyi, kata, struktur, arti, dan
tulisan.
b.
Faktor
Non Linguistik.
Diantara
persoalan Non Linguistik yang sangat penting dan perlu diungkapkan adalah yang
bersifat politis, psikologis, metodologis, kesemuanya akan dibahas sebagai
berikut:
·
Posisi marjinal
bahasa Arab
·
Rendahnya
motivasi dan minat terhadap bahasa Arab
·
Permasalahan
metodologis
b.
Alternatif Pemecahan Problematika Pengajaran
Bahasa Arab
Berdasarkan faktor yang menimbulkan
problematika dalam pengajaran bahasa Arab yang telah dipaparkan sebulumnya,
maka bahasa Arab dengan sendirinya termasuk ke dalam salah satu bahasa yang
sulit dipelajari dan dipahami maksudnya. Di samping itu juga bahasa Arab memiliki
kekayaan dalam arti atau kekayaan lafadz, kadang-kadang satu lafadz mempunyai
banyak arti, hal semacam ini menimbulkan kesukaran dalam mempelajari bahasa
Arab. Sehingga pelajaran bahasa Arab tersebut belum mendapatkan hasil yang
optimal.
Adapun alternatif pemecahan dalam
mengatasi problematika tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor
Linguistik.
Untuk mengatasi kesulitan yang timbul karena
perbedaan antara bahasa Arab dengan bahasa sehari-hari dalam sistem bunyi,
perubahan bentuk kata yang bersifat sima’I (iriguler) struktur kalimat (I’rab)
dan kosakata yang telah diuraikan di atas. Uno Hamzah (2007 : 94) menggolongkan
beberapa poin yaitu:
·
Pertama.
Perlu
metode yang memberi perhatian yang besar pada latihan-latihan pola kalimat/kata
secara intersif,
·
Kedua,
Untuk mengatasi kesulitan yang menyangkut I’rab (struktur kalimat)
hendaknya guru melatih mematikan huruf-huruf akhir kalimat.
·
Ketiga,
Perlu penyederhanaan terutama dari segi nahwiyah yang selama ini
mengesankan terlalu rumit.
·
Keempat,
Guru memberikan Nahwu/Qawaid secara beransur-ansur atau secara
insidentil.
·
Kelima,
Perlu mempunyai penilaian tentang kosa kata yang tinggi frekuensinya yang
terdapat dalam buku-buku agama.
·
Keenam,
Memilih
faktor kalimat Arab yang banyak dipakai (kalimat al-musta’malah).
b. Faktor
Non Linguistik.
Untuk
mengatasi faktor ini sebaiknya guru membimbing siswa kearah pengenalan dan
pengamalan di mana kegiatan belajar itu dapat berlangsung, memberikan kepada
siswa itu kekuatan dan aktivitas serta memberikan kepadanya kewaspadaan yang
memadai[5].
2.2.3. Media
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang
diungkapkan oleh para tokoh tapi menurut terminologi kata media berasal dari
bahasa latin "medium" yang artinya Perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari
kata wasaaila artinya Pengantar Pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.Berikut ini diantara ragam media yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah.
a.
Media Gambar
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha
memperjelas pengertian pada peserta didik.Sehingga dengan menggunakan gambar
peseta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang
belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.Gambar dapat membantu
guru dalam mencapai tujuan intruksional, karena gambar termasuk media yang
mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran.Karena
gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas
dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi
peserta didik.[6]
b.
Kartu Pelengkap
Bila dibandingkan dengan jenis media pembelajaran
yang lain, kartu permainan memang cenderung membutuhkan ketelatenan guru dan
pembuatnya, namun kartu permainan juga mempunyai potensi yang sangat besar
sebagai sarana penarik perhatian peserta didik, sarana komunikasi, serta sarana
untuk membantu siswa dalam mengingat konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran
bahasa Arab. Kartu permainan memiliki keunggulan tersendiri, guru dapat
menggunakan set kartu yang sama untuk berbagai macam kegiatan bermain yang
menyenangkan dan sekaligus membawa muatan konsep bahasa tertentu.
c.
Games: Siapa Diadan Uji Pengetahuanmu
Permainan Siapa Dia bertujuan untuk melatih
membaca dan bernalar.Adapun bentuk permainannya adalah guru manyiapkan dua
macam kartu pertama, bertuliskan jenis profesi, misalnya Mudarrisun
(guru), Thabiibun (dokter), Qaadhi (hakim), dan lain-lain. Kedua,
bertuliskan nama tempat kerja sesuai dengan jenis profesi tersebut, misalnya, Madrasatun
(sekolah), Mustasyfaa (rumah sakit), Mahkamatun (pengadilan). [7]
Uji Pengetahuanini dilakukan
untuk menguji wawasan siswa setelah mereka membaca.Adapun caranya adalah guru
memberi soal teka-teki dalam bentuk tertulis dengan bentuk yang lucu dan kritis
kemudian siswa menjawabnya. Atau guru menuliskan pertanyaan pada kartu dengan
10 pertanyaan dan jawabannya ada pada kartu lain.[8]
Selain tiga media diatas, juga terdapat
banyak media-media lain yang bisa dimanfaatkan dalam mengefektifkan
pembelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah. Media tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan siswa masing-masing madrasah, serta butuh kekreatifan guru
untuk memanfaatkan media yang ada di sekitarnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Komponen-komponen
dalam kurikulum pembelajaran bahasa Arab antara lain:
a.
Tujuan dari pembelajaran
bahasa Arab itu sendiri yaitu agar para siswa berkembang dalam hal kemampuan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
b.
Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab berupa
teme-tema yang berupa wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog
sederhana.
c.
Metode
pembelajaran di MTs.
d.
Evaluasi
pembelajaran bahasa Arab di MTs yang berupa tes tertulis dan tes lisan.
2. Isu-isu kontemporer
yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab di MTs diantaranya:
a.
Kurikulum, seperti belum sempurnanya implementasi KBK kemudian dirubah
menjadi KTSP dengan prosedur yang lebih kompleks, dan lain lain
b.
Kebahasaan, menyangkut beberapa problematika beserta
alternatif pemecahannya yang tersusun dari faktor linguistik dan non linguistik
c.
Media, seperyi halnya media, kartu pelengkap dan games-games lain
DAFTAR
PUSTAKA
Asrori, Imam. Aneka
Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab.2009. Surabaya: Hilal Pustaka
Effendi, Ahmad
Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.2004. Malang: Misykat.
Rohani, Ahmad. Media
Intruksional Edukatif. 1997. Jakarta: Rineka Cipta
Sirajuddin,
Heppi. Jurnal Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pada Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren di Kaballangan Kab. Pinrang. Mei 2012
Wahab, Abdul. Media
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press
sastra.um.ac.id/.../Penyelarasan-Materi-dan-Model-RPP-Bahasa arab
[1]http://ummuhanna.wordpress.com/2010/06/20/kurikulum-dan-silabus-bahasa-Arab-mts-ktsp/.
10
Desember 2012 pukul 21.20 WIB
[2]Ahmad Fuad Effendi, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab, hlm 26
10
desember 2012 pukul 21.05 WIB
[5] Heppi Sirajuddin, Jurnal Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Pada Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren di Kaballangan Kab. Pinrang. Mei
2012. halaman 4 - 5
[6]Ahmad Rohani, Media
Intruksional Edukatif, hlm. 76
[7] Imam asrori, Aneka Permainan
Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab, hlm 78
[8]Abdul Wahab Roshidi, Media
Pembelajaran Bahasa Arab, hlm 93
0 comments:
Post a Comment