Isti’arah
Tamstil adalah: susunan kalimat yang digunakan tidak pada tempatnya disebabkan
adanya hubungan penyerupaan beserta adanya bukti yang mencegah dari
mendatangkan ma’na asli. Contoh:
الصيف ضيعت اللبن
Pada lafadz diatas diketahui lafadz yang
berupa dlomir (ت) itu adalah qorinah yang
mencegah untuk memeberikan makna asal, sedang makna asalnya dari lafadz (ضيعت
اللبن) itu ialah:
أن امرأة كانت متزوجة
بشيخ غنى، فطلبت طلاقها منه فى زمن الصيف لضعفه، فطلقها وتزوجت بشاب فقير،
I. Pebagian Isti’arah Tamstiliyah:
1. Tahqiqiyah: isti’arah yang meminjam makna yang
mana makna itu dapat di indera atau di akal. Contoh
yang di indera:
رأيت أسدا يرمي
Pada lafadz diatas
kata (أسد) meminjam makna kepada seseorang laki-laki
yang berani dengan adanya qorinah yang berupa lafadz يرمي
2. Takhiiliyah: isti’arah yang meminjam makna
yang mana makna itu tidak dapat dipanca indera atau diakal. Contoh:
أشرقت
حضرتنا أنوارها
Makrifat itu telah
memancarkan cahayanya
Pada lafadz حضرتنا ia
meminjam makna dari kata شمس, sedang qorinahnya
adalah lafadz أنوارها.
Perbedaan tasybih
tamstil dengan isti’arah tamtsiliyah
Tasbih
Tamstil
|
Isti’arah
Tamtsil
|
Menyebutkan musabah dan alat tasbihnya
|
Tidak ada kecuali pada susunan kalimat
|
Boleh memakai dua kata dalam kalimatnya
|
Cabang majaz yang mana itu masuk dalam
kategori majaz yang sangat baik (baligh)
|
tidak membutuhkan qorinah yang menunjukan
kepada makna yang dituju
|
Isti’arah membutuhkan qorinah untuk menolak
makna aslinya. Dan membuang musyabah dan adat tasbih namun hanya menyebut
musabbah bih nya saja
|
0 comments:
Post a Comment