Balaghah berasal dari kata بلغ yang seartidenganوصل yaitu sampai. Ilmu Balaghah termasuk pada
bidang linguistik teoritik. Posisi ilmu Balaghah dalam bidang garapan
linguistik bisa dilihat di bawah ini:






الصرف
النحو البلاغة
Balaghah merupakan salah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang
menguraikan bentuk-bentuk pengungkapan dilihat dari tujuannya.Ilmu
Balaghah merupakan sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah kalimat,
yaitu mengenai maknanya, susunannya,
pengaruh jiwa terhadapnya, serta keindahan dan kejelian pemilihan kata yang
sesuai dengan tuntutan. Ilmu Balaghah ini mempunyai tiga bidang kajian, yaitu
ilmu bayan, ilmu ma’ani dan ilmu Badi’. Di samping itu, Balaghah adalah ilmu
untuk mempelajari kefasihan berbicara.
Adapun yang kita pelajari sekarang adalah ilmu Ma’ani , yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana kita mengungkapkan suatu ide atau perasaan ke dalam
sebuah kalimat yang sesuai dengan tuntutan keadaan. Bidang itu meliputi: kalam
dan jenis-jenisnya, tujuan kalam, washl dan fashl, dzikr dan hadzf, ijaz,dll.
Para ulama Balaghah mendefinisikan bahwa ilmu Ma’ani bertujuan membantu
agar seseorang dapat berbicara sesuai dengan muqtadhal hal. Agar dapat
berbicara sesuai dengan muqtadhal hal maka seseorang itu harus
mengetahui bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa Arab.
Dilihat dari kedudkan ilmu balaghah
pada bagan di atas, ilmu Balaghah berada pada qowaid yang sama
denga ilmu Nahwu dan Sharaf. Jadi ilmu
Balaghah, Nahwu dan Sharaf itu sama-sama membahas tentang kaidah-kaidah yang
ada dalam bahasa Arab.
Ilmu Balaghah khususnya dalam kajian ilmu Ma’ani, objek kajian antara
ilmu Ma’ani dan ilmu Nahwu hampir sama. Kaidah-kaidah yang berlaku dan
digunakan dalam ilmu Nahwu berlaku dan digunakan pula dalam ilmu Ma’ani.
Perbedaan keduanya terletak pada wilayahnya. Ilmu Nahwu lebih bersifat mufrod
(berdiri sendiri), tanpa terpengaruh oleh faktor lain seperti keadaan
kalimat-kalimat di sekitarnya. Sedangkan ilmu Ma’ani lebih bersifat tarkibi
(tergantung kepada faktor lain). Hasan Tamam menjelaskan, bahwa tugas ahli
nahwu hanya sebatas untuk mengotak-atik kalimah
dalam suatu jumlah, tidak sampai melangkah pada jumlah yang lain.
Kajian dalam ilmu Ma’ani adalah keadaan kalimat dan bagian-bagiannya.
Dalam kaca mata ilmu Nahwu dan dari sisi tarkib kalimat (Jumlah) terdiri dari
dua macam, yaitu jumlah ismiyah dan fi’liyah. Selain melihat dari susunan
unsur-unsur yang membentuk jumlah ilmu Nahwu juga melihat isi kalimat dari sisi
itsbat (positif) dan manfi (Negatif) nya saja.
Ahli Nahwu menekankan pentingnya kegramatisan ungkapan, sedangkan ahli
Balaghah menelaah pengaruh makna terhadap ungkapan. Sebagian ahli menilai
kajian Balaghah dan produknya sebagai puncak kajian ahli bahasa. Artinya ahli
Balaghahlah yang memberi makna terhadap struktur yang dihasilkan ahli Nahwu.
kurang lengkap,,gk mboyss
ReplyDeletegpp, timbang emaile raden comunity isine gambar2 tok
ReplyDelete