Friday, November 3, 2023

Gangguan Berbahasa

Gangguan berbahasa adalah masalah komunikasi yang dapat memengaruhi seseorang dalam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik hingga trauma. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa macam-macam gangguan berbahasa yang umum dijumpai, beserta referensi yang jelas untuk mendukung informasi yang disampaikan.

a. Gangguan Artikulasi:

Gangguan artikulasi adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengucapkan suara atau bunyi-bunyi bahasa dengan benar. Ini dapat disebabkan oleh masalah fisik pada alat bicara, seperti lidah atau bibir. Referensi yang dapat digunakan untuk informasi lebih lanjut:

Shriberg, L. D., Tomblin, J. B., & McSweeny, J. L. (1999). Prevalence of speech delay in 6-year-old children and comorbidity with language impairment. Journal of Speech, Language, and Hearing Research, 42(6), 1461-1481.

b. Gangguan Bahasa Ekspresif:

Gangguan bahasa ekspresif adalah kesulitan dalam mengungkapkan diri melalui kata-kata dan kalimat. Ini melibatkan masalah dalam pemahaman tata bahasa dan kosakata. Referensi yang relevan:

Rice, M. L., & Wexler, K. (1996). Toward tense as a clinical marker of specific language impairment in English-speaking children. Journal of Speech, Language, and Hearing Research, 39(6), 1239-1257.

c. Gangguan Bahasa Reseptif:

Gangguan bahasa reseptif adalah kesulitan dalam memahami bahasa lisan atau tertulis. Orang dengan gangguan ini mungkin kesulitan mengikuti instruksi atau memahami percakapan. Referensi yang berguna:

Bishop, D. V. M., & Snowling, M. J. (2004). Developmental dyslexia and specific language impairment: Same or different? Psychological Bulletin, 130(6), 858-886.

d. Gangguan Bicara Terganggu:

Gangguan bicara terganggu adalah ketidakmampuan untuk menjaga alur bicara yang lancar dan terhambat oleh repetisi suara atau kata-kata. Referensi yang relevan:

Howell, P. (2004). Assessment of some contemporary theories of stuttering that apply to the development of the disorder in childhood. Developmental Review, 24(2), 228-247.

e. Gangguan Keterampilan Membaca (Disleksia):

Disleksia adalah gangguan dalam membaca yang disebabkan oleh kesulitan dalam mengenali huruf dan kata-kata dengan benar. Referensi yang penting:

Snowling, M. J. (2001). From language to reading and dyslexia. Dyslexia, 7(1), 37-46.

f. Gangguan Keterampilan Menulis:

Gangguan keterampilan menulis dapat mencakup kesulitan dalam mengeja kata-kata dengan benar, merangkai kalimat, atau mengorganisasi ide dalam tulisan. Referensi yang dapat digunakan:

Berninger, V. W., & Abbott, R. D. (2010). Listening comprehension, oral expression, reading comprehension, and written expression in children with and without language impairment or dyslexia. Topics in Language Disorders, 30(3), 217-232.

g. Gangguan Komunikasi Augmentatif dan Alternatif (AAC):

Gangguan komunikasi AAC terjadi ketika individu memerlukan alat atau strategi tambahan untuk berkomunikasi, seperti penggunaan komunikasi berbasis gambar atau perangkat berbicara. Referensi yang bermanfaat:

Beukelman, D. R., & Mirenda, P. (2013). Augmentative and Alternative Communication: Supporting Children and Adults with Complex Communication Needs. Paul H. Brookes Publishing.

h. Gangguan Spektrum Autisme (ASD):

Individu dengan ASD mungkin mengalami gangguan dalam berkomunikasi sosial dan ekspresi bahasa. Referensi terkait:

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5®). American Psychiatric Pub.

Penting untuk diingat bahwa pengenalan dini dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mengatasi gangguan berbahasa. Semua gangguan berbahasa memerlukan perhatian khusus, dan pilihan perawatan dapat berbeda sesuai dengan kasus masing-masing. Referensi di atas adalah awal yang baik untuk memahami berbagai gangguan berbahasa ini dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian lebih lanjut.

0 comments:

Post a Comment